NEGARA, BALIPOST.com – Festival Banjar Batuagung di Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana digelar dalam upaya menjaga tradisi kesenian di salah satu desa tua di Jembrana.
Festival ini juga untuk memerangi narkoba dan menghilangkan predikat Banjar Batuagung sebagai zona merah narkoba.
Ketua Panitia Festival Banjar Batuagung, I Gusti Agung Komang Adnyana Putra yang juga selaku Kelian Dinas Banjar Batuagung mengatakan Festival Banjar Batuagung digelar selama dua hari yaitu dari 13 -14 April.
Festival ini bertujuan untuk melestarikan budaya tradisional Bali dan seni modern, yang mengambil tema mewali ke banjar.
Ada banyak sekaa seni yang terlibat antarlain sekaa gong, sekaa angklung, sekaa tari, sekaa truna truni dan yang lainnya. Festival ini juga serangkaian Ulang Tahun Banjar Batuagung dengan mengusung tema “Mewali Ke Banjar” atau Kembali ke Banjar.
Festival Banjar Batuagung diisi dengan berbagai kegiatan selain kesenian juga banyak pelaku UMKM juga terlibat yang merupakan warga Batuagung.
Kuliner khas Jembrana seperti jaje bendu berikut proses pembuatan, lawar kelungah, sambel lindung dan lain-lain.
Selain untuk perkembangan ekonomi juga salah satu upaya melestarikan seni budaya bali khususnya di Desa Batuagung dan Jembrana pada umumnya dengan memperlombakan Tari Rejang Sari se-Desa Batuagung.
Kegiatan banjar ini juga didukung Pemerintah Kabupaten Jembrana. Bahkan dibuka langsung Bupati Jembrana I Nengah Tamba.
Bupati sangat mengapresiasi atas kegiatan Festival Banjar Batuagung ini. Dengan dimulainya anak-anak muda dari Desa Batuagung yang sebelumnya telah deklarasi no narkoba, menurut Bupati sangat membanggakan.
Selain membuka, pemkab juga memberikan dana apresiasi senilai Rp10 juta.
Bendesa Adat Batuagung, Ida Bagus Komang Mudi Astika menyambut baik kegiatan Banjar dalam upaya melestarikan budaya dan kesenian Batuagung.
Desa Batuagung merupakan salah satu desa tua di Jembrana dengan sejumlah potensi alam dan kesenian yang menjadi ikon desa ini.
Desa Adat Batuagung terbagi menjadi sembilan banjar adat dengan wilayah yang cukup luas hingga perbatasan dengan hutan. Di antaranya banjar Batuagung, Taman, Tegalasih, Sawe, Palungan Batu, Banjar Anyar, Petanahan, Masean dan Pancaseming. (Surya Dharma/balipost)