GIANYAR, BALIPOST.com – Semua kabupaten/kota di Bali diserbu pemasangan kabel utilitas yang semrawut. Ini salah satu problema Bali yang belum terpecahkan karena sangat mengganggu kelancaran upacara ngaben.
Jangan heran ketika krama Bali memiliki upacara ngaben berskala kecil hingga besar, panitia disibukkan dengan pembersihan kabel utilitas. Ini pengeluaran baru dan mesti minta izin ke pemiliknya.
Dinas terkait selama ini hanya sebatas memberikan izin, jarang sampai mengawasi ketentuan ketinggian kabel, apalagi melintang ke jalan. Maka saat pengarak wadah atau bade merasa emosi, kabel yang tak bisa ditanggulangi dilabrak dengan bambu hingga putus.
Kita bisa mengambil contoh kawasan Campuhan – Pura Dalem Puri, kabel listriknya sudah ditanam. Hanya baru sebatas itu, karena kawasan lain masih semrawut.
Akibatnya, tiap palebon keluarga Puri Agung Ubud yang digelar secara besar-besaran, dengan tinggi bade yang mencapai puluhan meter, kabel data harus diputus sementara.
Penglingsir Puri Agung Gianyar, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati yang akrab disapa Cok Ace, Senin (15/4) menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Bupati Gianyar, Made Mahayastra yang sudah merealisasikan instalasi kabel listrik tanam sepanjang jalan dari Campuhan sampai Pura Dalem Puri. Kawasan tersebut merupakan jalur utama kegiatan palebon atau ngaben yang tidak saja dilakukan oleh keluarga puri tapi juga oleh masyarakat Ubud lainnya.
Cok Ace yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Gubernur Bali menuturkan saat ini masyarakat Ubud menghadapi masalah baru yang juga sangat mengganggu sirkulasi upacara. Bahkan, ini juga sangat mengganggu keindahan Desa Ubud dengan tidak terkontrolnya pemasangan kabel utilitas.
Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati memaparkan saat ini kabel utilitas banyak melintang di jalan-jalan utama Desa Ubud. “Untuk itu, kami sangat berharap pihak terkait untuk menertibkan kabel-kabel tersebut, agar antusias masyarakat Ubud untuk menjalankan ritual budayanya tidak terganggu,” ucapnya. (Wirnaya/balipost)