SINGARAJA, BALIPOST.com – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Buleleng hingga kini masih kekurangan pengawas sekolah. Pasalnya, dari 551 Sekolah dari tingkat Taman Kanak – Kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) hanya ada 15 pengawas. Jumlah itupun jauh dari kata cukup untuk sebesar luas wilayah Kabupaten Buleleng.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Buleleng, Made Astika pada Senin (22/4) menjelaskan hingga saat ini pengawas sekolah untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) tersisa 10 orang saja. Itu pun delapan orang menjadi koordinator wilayah. Sedangkan untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), hanya tersisa lima orang saja. Bahkan pengawas sekolah di tingkat Taman Kanak-kanak (TK) sama sekali tidak ada pengawas.
“Kalau dihitung dengan jumlah semua sekolah yang ada, idealnya rasio pengawasan di dunia pendidikan yaitu 1 pengawas untuk 11 sekolah,”terangnya.
Pihaknya mengakui, proses rekrutmen pengawas sekolah memang cukup sulit. Mengingat untuk menjadi pengawas sekolah, guru harus mendapatkan undangan di Sistem Informasi Manajemen Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (SIMPKB).
“Untuk jadi pengawas sekolah tidak semua guru bisa, karena syaratnya itu melalui undangan yang dikirimkan melalui sistem. Setelah itu baru ikut ujian kompetensi,”tandasnya.
Beruntung, akhir tahun 2023 lalu sudah ada 52 orang guru calon pengawas sekolah, yang telah lulus uji kompetensi pengawas. Pihaknya berharap adanya tambahan amunisi pengawas sekolah ini, mampu membantu dan memudahkan pengawasan sekolah dalam rangka menciptakan pembelajaran yang meningkatkan kualitas pendidikan. (Nyoman Yudha/Balipost)