BANGLI, BALIPOST.com – Desa Adat Selulung di Kecamatan Kintamani punya tradisi melepasliarkan sapi. Sebelum dilepasliarkan, sapi tersebut disucikan terlebih dahulu melalui ritual ngaturang bakti pangeleb. Ritual itu dilaksanakan di salah satu pura di desa adat setempat.
Kelian Desa Adat Selulung, I Wayan Karmawan mengatakan tradisi ngaturang bakti pangeleb umumnya dilaksanakan untuk naur sesangi. Setelah apa yang jadi harapan tercapai, maka krama yang sebelumnya punya sesangi menghaturkan bakti pangeleb akan melaksanakan upacara tersebut.
Sapi yang dihaturkan sebagai sarana bakti pangeleb wajib sapi jantan dan tidak cacat. Ritual bakti pangeleb dilaksanakan di Pura Dalem Mecantel yang berada dalam satu areal dengan Pura Baleagung. Upacara tersebut biasanya dilaksanakan saat rahinan Anggar Kasih.
Dalam ritual ngaturang bakti pangeleb, sapi menjalani upacara seperti manusa yadnya, yakni terdapat prosesi pembersihan, menghias, potong rambut dan lainnya. Setelah upacara itu dilakukan, sapi tersebut akan menjalani prosesi yang dilakukan oleh krama teruna teruni.
Prosesinya seperti penganiayaan kalau dilihat secara kasat mata. Itu maknanya adalah bagaimana sapi yang masih punya jiwa kebinatangan setelah disucikan jiwa kebinatangannya berkurang bahkan hilang. Setelah itu baru dilepas liarkan di wilayah Desa Adat Selulung dan tidak menutup kemungkinan sapi berkelana hingga ke desa lain.
Sapi yang telah diupacarai tersebut selanjutnya disebut oleh krama dengan nama duwe wadak. Karmawan mengatakan secara sekala duwe wadak milik desa adat. Secara Niskala milik para dewa di Pura yang ada di wewidangan Desa Adat Selulung. Karena itu duwe wadak sangat dihormati dan disucikan oleh Krama Desa Adat Selulung.
Krama pantang melakukan hal tidak baik atau kejahatan seperti penganiayaan terhadap duwe wadak. Jika itu sampai dilakukan, pelaku atau keluarganya bisa terkena musibah atau mengalami permasalahan.
Karmawan menambahkan selama ini bakti pengeleb tidak saja dihaturkan Krama desa adat Selulung namun banyak juga dari Krama luar Selulung. Selain karena naur sesangi, ada juga Krama luar ngaturang bakti pengeleb karena sebelumnya sempat melakukan kesalahan terhadap duwe wadak. Diperkirakan saat ini jumlah duwe wadak mencapai puluhan ekor. (Dayu Swasrina/balipost)