Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna. (BP/Yud)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Kasus demam berdarah di Kabupaten Buleleng hingga april ini tergolong tinggi. Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, ada sebanyak 515 pasien yang terjangkit DBD. Dewan Buleleng pun mendorong agar setiap Desa menganggarkan alat fogging.

Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna dikonfirmasi Selasa (23/4), menjelaskan, kasus DBD terjadi hampir setiap tahunnya. Sebagai langkah antisipasi desa – desa bisa didorong untuk membeli alat Fogging mengunakan Dana Desa.

Baca juga:  Mensos Dorong Pelaku Usaha Buka Peluang Kerja untuk Kaum Disabilitas

“Ini patut menjadi perhatian kita. Kasus DBD setiap tahunya pasti ada. Para perbekel harusnya sudah membeli. Harga alatnya kan cuma 15 juta,” terang Supriatna.

Dengan kondisi itu, artinya penanggulangan DBD tidak hanya dilakukan oleh pemerintah saja, tetapi juga masyarakat di setiap desa juga berperan aktif. Pihaknya mengakui sudah ada beberapa desa melakukan berbagai upaya untuk menekan kasus. Beberapa Desa itu telah menunjukkan inisiatif dengan melakukan fogging secara mandiri untuk mencegah penyebaran DBD yang lebih luas.

Baca juga:  Terancam Tak Dibayar, Sejumlah Subkontraktor Mengadu ke Dewan

“Sudah ada Desa memilki inisiatif secara swadaya bahkan mandiri untuk melakukan Fogging. Mudah-mudahan desa lain juga mengikuti,” jelasnya.

Sementara itu, PJ Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana menyebut jika penanganan DBD seharusnya tidak dilakukan ketika kasus sudah meningkat. Antisipasi kasus seharusnya dilakukan sebelum peralihan musim. Sebab, pada peralihan musim itulah biasanya kasus DBD meningkat.

“Jangan seperti pemadam kebakaran, ketika sudah ada kasus baru ada penanganan. Semestinya harus mengantisipasi kasus. Namun yang jelas, kita sudah perintahkan instansi terkait untuk segera menangani,” kata Lihadnyana. (Nyoman Yudha/Balipost)

Baca juga:  RS Diminta Optimalkan Pelayanan Operasi 24 Jam

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *