DENPASAR, BALIPOST.com – Kesiapan Polri khususnya Polda Bali dalam rangka pengamanan KTT World Water Forum (WWF) Ke-10 pada 2024 yang akan diselenggarakan di Nusa Dua, Kuta Selatan, tidak di ragukan lagi.
Selain melibatkan ribuan personel, pengamanan event internasional tersebut juga menggunakan peralatan canggih yang terpasang dan terkoneksi di dua Command Center (CC) milik Polda Bali.
Untuk mencegah penyusunan, telah terpasang alat deteksi indentifikasi wajah yang terintegrasi langsung dengan database Dukcapil dan Pusinafis Bareskrim Polri meliputi Red Notice baik WNA maupun WNI termasuk data teroris dan residivis.
Hal ini disampaikan Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol. Jansen Avitus Panjaitan, Rabu (6/5). “Polda Bali memiliki dua Command Center (CC) yang mempunyai peran sangat penting dalam pengamanan WWF. CC tersebut dilengkapi peralatan canggih, para operator ahli dan terlatih yaitu CC ITDC Nusa Dua dan di Mako Polda Bali,” ujarnya.
Keduanya saling terintegrasi, lanjut Jansen, CC Polda Bali memiliki lebih dari 1.700 titik CCTV yang terpasang di berbagai lokasi strategis di seluruh Bali, seperti kawasan wisata Nusa Dua, Kuta, Sanur, Ubud, Jatiluwih, Kintamani, Bedugul dan lainnya, serta di pintu masuk Bali seperti Bandara Ngurah Rai, Pelabuhan Gilimanuk, Benoa, Padangbai dan Pelabuhan Celukan Bawang.
CCTV juga terpasang di terminal-terminal antar provinsi serta di jalan-jalan protokol, kawasan kota, termasuk tempat-tempat umum lainnya dan lokasi yang dianggap rawan gangguan Kamtibmas lainnya. Seluruh CCTV tersebut akan konek langsung ke layar-layar monitor di ruang CC Polda Bali.
Mantan Kapolresta Denpasar ini menjelaskan, CC memiliki peran yang sangat penting dalam pengawasan dan pengamanan, serta memiliki berbagai fitur canggih dalam pengendali operasi kepolisian yang terhubung dengan aplikasi informasi vital, seperti informasi cuaca dan bencana alam, pemantauan arus lalulintas dan alat penghitung kendaraan yang melintas dan pendeteksi kerumunan orang, serta deteksi plat nomor kendaraan yang terintegrasi langsung dengan database Koorlantas Polri, alat deteksi indentifikasi wajah yang terintegrasi langsung dengan database Dukcapil dan Pusinafis Bareskrim Polri meliputi Red Notice baik WNA maupun WNI termasuk data teroris dan residivi. Termasuk monitoring GPS kendaraan bermotor patroli dan pengawalan, serta monitoring drone di lokasi pelaksanaan WWF nanti.
Melalui layar monitor di ruang CC Polda Bali yang konek dengan seluruh CCTV tersebut serta berbagai aplikasi, fitur modern dan canggih akan dimanfaatkan para operator hingga pimpinan pengendali operasi untuk melakukan pengawasan dan mengendalikan keamanan.
Perwira melati tiga asal Sumatera Utara ini mengungkapkan WWF memiliki 172 negara anggota dan fokus pada konservasi tiga bioma yang berisikan sebagian besar keragaman hayati dunia, yaitu hutan, ekosistem air tawar, samudra dan pantai.
Selain itu WWF juga menangani masalah spesies yang terancam punah, polusi dan perubahan iklim. KTT WWF merupakan salah satu event terbesar di dunia dan tahun ini merupakan pertemuan ke-10 yang akan dilaksanakan pada 18 hingga 26 mei 2024. Kegiatan tersebut mengundang 33 kepala negara dan sekitar 50 ribu peserta dari berbagai penjuru dunia.
Polda Bali telah menyiapkan strategi pengamanan sejak awal tahun 2024 oleh jajaran Ditbinmas. Strategi pengamanan itu mulai dari sosialisasi dan menyampaikan pesan-pesan kamtibmas ke masyarakat, para tokoh masyarakat maupun tokoh agama. Mengajak meraka agar mendukung dan menyukseskan WWF dengan cara aktif menjaga keamanan lingkungan masing-masing. Suksesnya WWF pastinya akan membawa dampak yang sangat positif bagi sektor pariwisata Bali kedepan.
Polda juga rutin melakukan melaporkan perkembangan situasi kamtibmas dan berkoordinasi dengan Mabes Polri, Kodam/IX Udayana maupun Pemprov Bali untuk memperkuat sinergitas, baik dalam tugas rutin maupun dalam rangka pengamanan WWF tersebut. Nantinya 5.791 personel Polda Bali, Mabes Polri, Polda Jatim dan Polda NTB dan kekuatan tersebut belum termasuk TNI dan instansi terkait lainnya, akan disiagakan di beberapa titik strategi (klaster), seperti di Nusa Dua, Jimbaran, Kuta dan Sanur. Klaster tersebut memiliki tanggung jawab di zona pengamanan masing-masing.
“Apabila nanti dalam pelaksanaan WWF ada gangguan lalu lintas seperti pengalihan arus ataupun kemacetan, kami mohon maaf kepada seluruh masyarakat pengguna jalan dan agar dimaklumi. Selalu patuhi aturan lalu lintas dan ikuti petunjuk-petunjuk petugas di lapangan,” tutupnya.(Kertanegara/Balipost)