GIANYAR, BALIPOST.com – Kebijakan Pemkab Gianyar tentang Pemberlakuan Pemilahan Sampah dari Rumah Tangga atau sumber per 1 Mei 2024, ternyata memunculkan beragam masalah. Banyak sampah dengan berbagai jenis, terutama di Kota Gianyar dan sekitarnya tidak terangkut sehingga menumpuk dan berbau busuk.
Wakil Ketua DPRD Gianyar Ida Bagus Gaga Adi Saputra, Jumat (10/5) mengatakan bau busuk yang ditimbulkan dari sampah yang tidak terangkut ini menyebabkan lingkungan Kota Gianyar menjadi jorok. Pemandangan sampah yang terlihat menumpuk ini menjadikan Kota Gianyar terkesan darurat sampah.
Politisi Partai Demokrat yang akrab disapa Gus Gaga ini mengaku menerima sejumlah pengaduan dari masyarakat melalui pesan dan telepon. Masyarakat minta untuk difasilitasi terkait penyelesaian masalah persampahan tersebut. “Sebab sejak pemberlakuan pemilahan sampah dari sumber tersebut per 1 Mei, banyak sampah tak diambil petugas,” ucapnya.
Padahal sampah-sampah itu sudah dalam keadaan terbungkus bahkan sudah dipilah.
‘’Karena lama tak diambil oleh petugas, makanya sampah itu jadi bau dan berserakan karena bungkusannya dibongkar anjing, terutama sisa-sisa makanan,’’ jelasnya.
Gus Gaga memaparkan hasil pelusuran di lapangan penyebab penumpukan sampah, ternyata tidak sedikit titik titik kumpul sampah yang sampahnya tidak diambil petugas. Terutama di rumah kos atau sewaan di Kota Gianyar dan sekitar.
Karena sampah tidak diambil petugas, maka banyak warga membawa sampahnya ke ujung jalan dan gang, dengan harapan jauh dari depan rumah dan mudah diambil petugas. Ternyata sampah tersebut belum juga diambil hingga jadi menumpuk.
Kondisi itu tidak hanya tampak di perkotaan Gianyar, juga di luar kota. Seperti di Semabaung, Selatan Patung Dewi Kadru, misalnya sampah numpuk hingga berbau menyengat. “Dampaknya, keadaan jadi kian parah karena sampah seperti terbiarkan, ini sepertinya jadi persoalan yang membutuhkan solusi cepat dan darurat dari Pemkab” ujar Mantan Sekda Gianyar ini.
Gus Gaga menambahkan persoalan pengelolaan sampah ini mesti dilakukan evaluasi secara komprehensif, baik dari sisi tenaga dan armada pengangkut sampah, jadwal pengangkutan hingga pengelolaan di TPA Temesi. “Kita semua mesti terbuka, apakah tenaga yang kurang, atau juga armada pengangkut yang perlu diremajakan bahkan ditambah, kesemuanya membawa konsekuensi beban anggaran yg seyogyanya sudah saatnya menjadi skala prioritas,” tegasnya.
Lebih lanjut Gus Gaga minta kepada Pj Bupati Gianyar dan jajaran DLH untuk segera mencarikan solusi. Karena Gianyar salah satu kota budaya di Bali yang terkenal dengan pariwisata budaya dengan tanpa menafikan kebersihan lingkungan.
Ia juga menyarankan agar Pemkab Gianyar lebih meningkatkan koordinasi kepada pihak terkait di lapangan, termasuk kepala dusun dan kepala desa, kepala lingkungan dan lurah, untuk peningkatan kualitas penanganan sampah ini.
Selain itu, Gus Gaga menyarankan agar DLH meninjau ulang jadwal pengangkutan sampah yang selama ini dirasa kurang pas. “Saya tidak bermaksud menyalahkan siapa-siapa, hanya saja manajemen dan tata kelola persampahan ini mesti dibenahi secara terus menerus sesuai kebutuhan dan perkembangan di lapangan, apalagi pilah sampah merupakan hal baru diterapkan Pemkab Gianyar,” kilahnya.
Pemilahan sampah ini sebenarnya sangat bagus, dan kebijakan ini patut diapresiasi. Hanya saja yang jadi masalah adalah jadwal angkut sampah, seyogyanya setiap hari diangkut. “Tak hanya perencanaan dan program yang matang, namun juga strategi yang harus ditopang dengan peralatan, tenaga, dan anggaran yang sangat memadai,’’ tegas Gus Gaga. (Wirnaya/balipost)