DENPASAR, BALIPOST.com – Berbagai upaya dalam penanganan sampah di Bali telah dilakukan. Namun, hingga kini belum terselesaikan. Sampah di TPA Suwung, Denpasar pun terus mengalami overload.
Pemerintah Provinsi Bali pun menawarkan agar dalam penanganan sampah di TPA Suwung dilakukan dengan sistem insinerator. Langkah ini pun diapresiasi oleh Pengamat Lingkungan dari Universitas Udayana, Dr. I Made Sudarma.
Dikatakan, bahwa insinerator merupakan salah satu opsi yang harus dipertimbangkan manakala sistem pengelolaan sampah berbasis recycle, reduce, and reuse (3R) dan berbasis sumber tidak dapat berjalan dengan baik.
Menurutnya, teknologi insinerator ini sangat diperlukan untuk membantu dalam penanganan sampah yang saat ini terus mengalami penumpukan di TPA Suwung.
Apalagi, TPA Suwung terus menjadi sorotan pemerintah pusat karena Bali sebagai destinasi wisata seringkali dijadikan event-event pertemuan internasional.
Belum optimalnya penanganan sampah di TPA Suwung ini, secara tidak sadar Bali telah menunjukkan “ketidakmampuan” dalam mengelola sampah.
Padahal Bali dijadikan etalase Indonesia dalam berbagai event internasional. Selama ini, pengelolaan sampah tidak diselesaikan dalam konsep penyelesaian sampah berkelanjutan, tetapi lebih menyelesaikan sampah dengan pendekatan proyek.
Made Sudarma, mengatakan, selama ini Bali tidak memiliki lahan yang layak dan luas untuk dijadikan dumping site (TPA). Sehingga, minimalisasi sampah di TPA untuk memperpanjang usia pakai TPA menjadi keharusan, yaitu dengan insinerasi.
Apalagi, pencemaran oleh emisi pada teknologi sudah bisa diminimalisir dengan perkembangan teknologi.
Hanya sekarang bagaimana pemerintah pintar-pintar dalam memilih teknologi insinerator. Sebab, memilih insinerator juga ada konsekuensi pembiayaan dan kesiapan Pemda dalam penganggaran untuk tipping fee. (Ketut Winata/balipost)