DENPASAR, BALIPOST.com – Angka Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Denpasar meningkat pascapandemi COVID-19. Jumlahnya saat ini mencapai ribuan orang.
Sekda Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana mengatakan di 2023, angka ODGJ meningkat. Menurutnya hal ini perlu perhatian dan kesadaran bersama. Saat ini saja ODGJ berat yang dilayani di Kota Denpasar 1.163 orang.
Ia mengatakan dari kriteria WHO, kesehatan adalah sehat mental maupun sosial. Untuk itu, pihaknya berupaya menurunkan dampak sosial, antara lain angka kekerasan baik di rumah tangga maupun masyarakat umum, kejadian bunuh diri, penyalahgunaan Napza, penggunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya.
Masalah dalam perkawinan, pendidikan, dan sosial, semuanya akan mempengaruhi produktivitas dan kualitas hidup seseorang, tidak terkecuali di Kota Denpasar.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar dr. AA. Ayu Candrawati mengatakan, pasca pandemi angka orang dengan gangguan jiwa, baik ringan maupun sedang kemungkinan mengalami peningkatan karena faktor hilang pekerjaan dan penghasilan.
Denpasar dikatakan menyiapkan skrining di puskesmas yang berjumlah 11 dan terapi. Sementara dalam penanganan ODGJ, Denpasar memiliki tim TPKJM terdiri dari beberapa OPD.
Jika ada yang ditemukan terlantar atau ditemukan di tempat umum, maka TPKJM bergerak. Jika diperlukan penanganan gawat darurat maka akam dirawat di RSUD Wangaya. Setelah itu, baru dirujuk ke RS Bangli. “Jika tidak memiliki BPJS maka Dinsos yang memfasilitasi,” ungkapnya.
Selain itu Denpasar memiliki rumah berdaya untuk pasien mantan ODGJ yang sudah pulih. Di sana ada tempat menyalurkan keterampilan membuat dupa, baju sekaligus showroom yang dapat dibeli masyaralat umum. Menurutnya ODGJ dapat bermanfaat untuk dirinya dan orang sekitarnya setelah berobat dan pulih. (Citta Maya/balipost)