I Nyoman Sucipta. (BP/Istimewa)

Oleh I Nyoman Sucipta

Pendidikan sangat dibutuhkan di masa depan, banyak perubahan yang terjadi pada perkembangan ilmu pengetahuan. Hal tersebut dikarenakan adanya perubahan teknologi yang selalu berkembang. Perubahan pendidikan tersebut antara lain adanya sebuah kontrol yakni para siswa yang lahir pada generasi abad ke-21 tidak menyukai hal-hal yang terikat oleh jadwal-jadwal tradisional selain itu juga tidak menyukai pembelajaran yang monoton.

Selain itu mereka lebih menyukai belajar sendiri dengan menggunakan alat komunikasi yang bisa menjangkau dunia yang tak terbatas. Dengan demikian mereka akan memperoleh informasi dari berbagai sumber yang terhubung tanpa batas untuk mencapai target pengetahuannya.

Adanya berbagai pilihan dalam pembelajaran yaitu untuk melakukan mata pelajaran proyek siswa akan memilih menggunakan teknologi untuk memperoleh banyak informasi. Mereka hendaknya diberi kebebasan untuk memilih metode dan teknik-teknik belajar untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Adanya ikatan kelompok sosial yaitu seiring dengan berkembangnya zaman para siswa akan membangun sebuah kelompok sosial pada media sosial dari berbagai wilayah, lintas bangsa, negara, budaya dan bahkan agama. Mereka memiliki jejaring internasional yang dinamis sehingga mereka akan memiliki pengelaman keilmuan yang jauh lebih baik.

Dan adanya  keterbukaan yaitu melalui tradisi jejaring sosial media maka mereka akan terbelajarkan untuk menjadi terbuka karena dalam jaringannya semua penganut agama ada dan terkelompokkan namun komunikasi mereka tetap berjalan dan tidak terganggu oleh perbedaan-perbedaan tersebut.

Konsep pendidikan futuristik diselenggarakan untuk melahirkan generasi yang berorientasi masa depan dan sekaligus berkualitas unggul dalam aspek fiskal, intelektual, emosional dan spiritual. Dunia masa depan bertumpu pada teknologi sehingga dimensi manusia menjadi fokus utama pengembangan agar tercapai keseimbangan dan keselarasan kehidupan. Jika hal ini tidak dilakukan maka akan muncul ancaman dominasi teknologi terhadap kehidupan manusia dan matinya unsur humanis.

Baca juga:  Gubernur Koster Dorong Garam Tradisional Bali Dikonsumsi Lebih Masif

Dalam situasi masa kini terjadi keparahan dehumanisasi yang terus meningkat. Konsep pendidikan futuristik merupakan sebuah konsep pembelajaran yang dirancang untuk peserta didik di masa depan dengan mempertimbangkan esensi serta fungsi pokok pendidikan dalam pengembangan kuaitas sumber daya manusia di masa depan. Konsep pendidikan  futuristik digunakan untuk mempersiapkan diri menuju masa depan maka dari itu dibutuhkan sikap bijaksana dalam menghadapi globalisasi yaitu dengan mempersiapkan diri sebaik mungkin dengan memanfaatkan peluang yang terbuka di dalamnya.

Dalam persiapan tersebut konsep pendidikan futuristik pada sektor pendidikan maka sangat penting untuk mencetak produk sumber daya manusia Indonesia yang dapat menghadapi arus perubahan zaman. Masa depan ditentukan oleh pengetahuan sehingga dunia bergabung dan berpijak kepada pengetahuan.

Pendidikan futuristik tidak selalu mengandung makna memenuhi unsur kecanggihan teknologi masa depan. Sesuai dengan yang dicetuskan oleh pemerintah Jepang mengenai society 5.0, bahwa manusia menjadi titik sentral atau human-centered terutama menghadapi artificial intelligence yang semakin berkembang sehingga kemajuan teknologi tetap perlu memerhatikan unsur manusia dalam perkembangannya.

Pembangunan kualitas manusia menjadi keniscayaan. Melalui pemanfaatan teknologi  manusia dapat mencari pelbagai solusi atas dinamika sosial dan tantangan hidup di masa industri 4.0 ini. Konsep pendidikan futuristik berkaitan dengan pembangunan manusia seutuhnya terutama dalam aspek mental emosional dan spiritual  dan lebih fokus kepada pembangunan manusia dari sisi soft skills.

Hal ini penting karena soft skills diperlukan sebagai penyeimbang dari hard skills yang tentu terus dikembangkan di zaman teknologi informasi ini dan menjadi landasan bagi terbentuknya life skill. Pendidikan perlu berupaya membangun manusia yang adaptif, inovatif dan memiliki resiliensi tinggi terhadap segala perubahan zaman.

Baca juga:  Nelayan Perahu Selerek Kesulitan Peroleh BBM Subsidi

Generasi muda masa depan  perlu dibangun dan dididik dengan struktur fondasi filosofis yang relevan dengan ideologi bangsa hal ini akan berimplikasi pada lahirnya generasi yang memiliki identitas diri, dan memiliki pemahaman terhadap eksistensinya sebagai warga masyarakat dunia. Sebaliknya, pendidikan yang tidak didasarkan pada nilai-nilai kepribadian dan kultur tersebut, telah mengkhianati tujuan atau cita-cita pendidikan dan hanya akan melahirkan generasi anomali.

Dalam konteks masa depan, maka pendidikan  futuristik menjadi kebutuhan yang tidak dapat ditunda. Dibutuhkan sistem pendidikan yang menyiapkan peserta didik dan pendidik agar memiliki bekal untuk menghadapi situasi di masa depan, termasuk kemampuan mengkaji keadaan manusia di masa yang akan datang. Substansi pendidikan dari zaman ke zaman tetaplah sama, yaitu proses untuk membangun manusia agar berkeadaan menjadi lebih baik dalam semua aspeknya.

Atas dasar hal itu maka pendidikan futuristik didesain untuk menyiapkan generasi muda terhadap segala perubahan dan menghadapi tantangan masa depan. Persiapan yang dimaksud lebih kepada dari aspek filosofis-humanis bukan semata berfokus kepada metode pembelajaran dan pengembangan pengetahuan.

Untuk menghadapi arus perubahan peradaban saat ini dibutuhkan generasi yang tangguh, berintegritas, berakhlak mulia, dan bertanggungjawab sehingga mampu menjadi problem solver bagi persoalan diri pribadi, keluarga, masyarakat luas bahkan bangsa negara.

Tantangan masa depan tidak hanya cukup dihadapi dengan kecerdasan intelektual atau kecanggihan teknologi tetapi lebih kepada soft skills yang mumpuni. Soft skill menjadi dasar bagi efektivitas pengembangan kinerja terkait integritas kepercayaan diri dan fleksibilitas.

Baca juga:  Menghidupkan Desa Pancasila

Soft skill berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk mengelola diri dan bagaimana berinteraksi dengan orang lain sehingga dapat secara tepat merespons situasi yang dihadapi serta mampu menentukan tujuan hidup dengan benar. Atas pemahaman tentang soft kills tersebut maka dapat dinyatakan bahwa pendidikan berorientasi futuristik yang tepat adalah fokus kepada pemenuhan soft skills bagi generasi muda karena ilmu pengetahuan dan teknologi sejatinya hanyalah sarana atau tools untuk membawa kehidupan yang lebih baik, namun tetap di bawah kendali manusia.

Metode pembelajaran berbasis proyek, dapat menjadi pilihan untuk menerapkan pendidikan futuristik bagi pembangunan bangsa Indonesia. Melalui metode tersebut, generasi muda dilatih dan dibimbing untuk mengalami secara nyata kasus-kasus yang terjadi dalam keseharian hidup. Dalam menjalankan proyek-baik secara pribadi maupun bersama dalam kelompok-generasi muda akan belajar membangun cara berpikir secara benar, melakukan kolaborasi, dan berlatih mengambil keputusan atas persoalan yang terjadi.

Metode ini dapat menstimulus generasi muda untuk menjadi pribadi mandiri, berani, dan inovatif-kreatif. Lebih utama dari itu semua, generasi muda akan memiliki dasar kepedulian, kasih dan penghargaan kepada sesamanya.

Melalui metode ini, kemampuan berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah akan terasah dengan baik. Selain hal tersebut, dapat pula meningkatkan ketekunan, mengembangkan pengetahuan, pengembangan potensi secara mandiri, menguatkan literasi dan berlatih memberikan kontribusi nyata dalam pengabdian masyarakat.

Penulis, Guru besar Prodi Teknik Pertanian dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *