SEMARAPURA, BALIPOST.com – Arus kedatangan wisatawan ke Nusa Penida, Klungkung, kian tak bisa dibendung. Disisi lain, ketersediaan infrastruktur jalan tak kunjung memadai. Kemacetan pun semakin tak terelakan, setiap kunjungan wisatawan meningkat. Kondisi demikian diperparah dengan kondisi akses jalan rusak, memicu kemacetan kian parah dari dua arah.
Protes dan kritik terhadap minimnya kesiapan semua pihak terkait dalam mengantisipasi hal ini, terus bermunculan. Bahkan, di tengah kepadatan arus kendaraan itu, tak jarang juga menimbulkan kecelakaan.
Wakil Ketua DPRD Klungkung I Wayan Baru, Senin (13/5), kembali mengungkapkan bahwa betapa sulitnya Nusa Penida keluar dari masalah kemacetan ini. Tidak ada antisipasi pembangunan akses jalan baru, sementara kedatangan wisatawan untuk berkunjung ke Nusa Penida tiap tahun kian membludak.
“Hampir tiap hari itu terjadi kemacetan. Dengan kepadatan arus kendaraan seperti ini, harus ada dibangun akses jalan alternatif. Misalnya dengan membuat shortcut. Sekarang itu akses jalan minim, kecil, diperparah lagi dengan rusak. Kemacetannya pun jadi tambah semakin parah,” katanya.
Baru mengaku protes dan keluhan dari warga Nusa Penida maupun dari wisatawan, terus menerus datang kepada dirinya. Dibandingkan daerah wisata lainnya di Bali, Nusa Penida menjadi tempat wisata dengan sarana prasarana terburuk. Jalan sempit, terjal dan rusak sudah saatnya dirombak besar-besaran. Kemacetan yang terjadi akibat jalan rusak, menurut Wayan Baru telah membuat wisatawan tidak nyaman dan mengeluh saat mengelilingi Nusa Penida.
Kerusakan jalan itu contohnya di Sebunibus dan Toyapakeh. Dia berharap, kerusakan ini sementara bisa segera ditangani dengan anggaran yang ada. Mengingat kondisinya sudah sangat parah dan perlu mendapatkan penanganan cepat.
Polemik jalan ini membutuhkan perencanaan makro anggaran anggaran yang besar. Sepanjang penanganan di lapangan hanya tambal sulam, dan sepotong-sepotong, tetap saja tidak akan mampu mengatasi satu masalah utama di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional ini. Baru pun mengajak semua pihak terutama PJ Bupati Klungkung untuk bersama-sama melakukan komunikasi dengan pemerintah pusat, agar ada satu keberpihakan pembangunan akses jalan besar-besaran, sehingga Nusa Penida benar-benar layak, aman dan nyaman untuk dikunjungi wisatawan.
“Berani melakukan pungutan retribusi Rp 25 ribu per wisatawan, tentu kita harus bisa memberikan kenyamanan bagi wisatawan. Tetapi kembali masalahnya keterbatasan anggaran. Karena retribusi itu tidak serta merta digunakan seluruhnya untuk kepentingan pembangunan Nusa Penida. Maka, satu-satunya solusi, adalah pemerintah pusat harus turun tangan,” tegasnya.
Kadis PUPRPKP Klungkung, I Made Jati Laksana mengungkapkan untuk tahun ini, perbaikan jalan akan dilaksanakan di ruas Jalan Bunga Mekar, Pura Kalibun dan ruas Pertigaan Klatak Lembongan dan Klatak Jungutbatu. Terkait kerusakan jalan di Sebunibus dan Toyapakeh bisa dilakukan perbaikan melalui pemeliharaan rutin. (Bagiarta/Balipost)