Menteri Urusan Air Republik Rakyat Tiongkok (RRT), H. E. Mr. Li Guoying, berkunjung ke Jatiluwih, Minggu (19/5). (BP/Istimewa)

TABANAN, BALIPOST.com – Sejumlah delegasi World Water Forum (WWF) mengunjungi DTW Jatiluwih untuk melihat secara langsung sistem pengairan subak. Setelah sebelumnya mantan Presiden Hungaria, János Áder, giliran Menteri Urusan Air Republik Rakyat Tiongkok (RRT), H. E. Mr. Li Guoying, datang berkunjung ke Jatiluwih, Minggu (19/5).

Li Guoying bersama rombongan diajak melihat langsung kawasan subak Jatiluwih, termasuk sisten pengairan subak. Bahkan, Menteri Urusan Air RRT ini sempat menanyakan sejumlah hal. Salah satunya mengapa para petani di Jatiluwih memilih beras merah yang masa tanamnya jauh lebih lama dibandingkan beras biasa. Ia juga menanyakan bagaimana pembagian pengairan di kawasan Jatiluwih.

Baca juga:  Harga Sayur Impor Alami Kenaikan, Paprika Naik Dua Kali Lipat

“Bagaimana mengatur air dan pembagian air. Mengapa konsen pada beras merah yang mana padi biasa itu hanya perlu waktu 3-4 bulan sudah panen, sedangkan beras merah sampai 6 bulan, ini banyak beliau tanyakan saat kunjungannya tadi,” beber Ketut Purna, Manager Operasional DTW Jatiluwih.

Termasuk juga, ia tertarik melihat keberadaan pura di kawasan Jatiluwih. “Peran Pemangku dalam mensejahterakan subak yang ada di Jatiluwih, juga menjadi pertanyaannya. Intinya, beliau juga sangat kagum sekali, dan berharap pertanian Jatiluwih bisa terus dijaga keasriannya,” terangnya.

Baca juga:  WWF ke-10, Denpasar Anggarkan Rp265 Juta untuk Ratusan Penjor

Purna juga menyebut delegasi dari Prancis cukup banyak yang berkunjung ke Jatiluwih. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *