DENPASAR, BALIPOST.com – Pemilik sekaligus CEO Tesla Inc. dan SpaceX, Elon Musk menjadi pembicara dalam pembukaan World Water Forum (WWF) ke-10, Senin (20/5) di Nusa Dua, Bali. Dalam pidatonya, Elon menyebutkan bahwa dirinya menyambut baik upaya bersama untuk mengelola air secara berkelanjutan.
Ia pun dalam kesempatan itu memberikan waktu bagi peserta yang ingin bertanya terkait apa saja, terutama pengelolaan air.
Dipantau secara daring dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, saat ditanya terkait solusi dalam mengatasi krisis air global, Elon mengatakan bahwa masyarakat dunia bisa memanfaatkan panas matahari.
Ia menyebut, selama ini banyak yang tidak mengelola panas matahari dengan baik, padahal potensinya sangat besar dan dianggap bisa menjadi salah satu solusi dalam mengatasi krisis air.
Elon menilai bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) mempunyai potensi sebagai penyumbang energi baru terbarukan (EBT) yang lebih murah serta efektif untuk proses desalinasi air laut guna menyediakan air bersih. “Kami terus melakukan terobosan dalam efisiensi desalinasi, dan saya rasa kami sudah melakukannya. Kita mempunyai masa depan air yang baik, dan saya pikir masa depan energi berkelanjutan yang baik juga ada di depan kita,” kata Elon.
Desalinasi sendiri merupakan proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga air tersebut menjadi air bersih yang dapat dikonsumsi masyarakat.
Proses desalinasi sebelumnya dinilai sebagai proses yang membutuhkan energi dan mahal. Namun proses tersebut, menurut Elon Musk, dapat diterapkan dengan efektif dan murah apabila memanfaatkan energi matahari.
Ia mengungkapkan bahwa harga baterai untuk menyimpan energi juga turun drastis. Biaya penyimpanan listrik dengan baterai telah turun 10 kali lipat dalam lima tahun terakhir.
Elon Musk merinci, PLTS dapat menghasilkan sekitar satu gigawatt (GW) per kilometer (km) persegi yang didapat dari sinar radiasi matahari di permukaan. “Namun tentu matahari tidak bersinar sepanjang waktu. Jadi ketika Anda menjaring semuanya, berapa banyak energi per hari yang dihasilkan satu kilometer persegi? Kira-kira satu gigawatt per kilometer persegi, per hari. Itu merupakan jumlah yang cukup banyak,” jelasnya. (Diah Dewi/balipost)