Gunung Semeru mengalami erupsi pada Sabtu (1/6). (BP/Antara)

LUMAJANG, BALIPOST.com – Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur mengalami erupsi terus menerus pada Sabtu (1/6). Total ada delapan kali letusan mulai pagi hingga siang.

Dilansir dari Kantor Berita Antara, erupsi pertama Gunung Semeru terjadi pada pukul 07.39 WIB, kemudian pada pukul 07.49 WIB, erupsi ketiga tercatat pada pukul 08.04 WIB, kemudian pada pukul 08.20 WIB, selanjutnya pukul 09.52 WIB, erupsi berikutnya pada pukul 11.34 WIB, erupsi ketujuh tercatat pukul 11.50 WIB, dan erupsi berikutnya pada pukul 13.10 WIB.

“Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Sabtu, 1 Juni 2024, pukul 07.39 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 400 meter di atas puncak atau 4.076 mdpl,” kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto.

Baca juga:  OJK Keluarkan Kebijakan Dispensasi Kredit Bagi Pengusaha Terdampak Ancaman Erupsi   

Menurutnya, kolom abu vulkanik teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah selatan dan saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung.

Visual letusan pada erupsi pertama hingga keempat terpantau oleh petugas, yakni ketinggian erupsi berkisar 300 meter hingga 500 meter di atas puncak, sedangkan erupsi kelima hingga kedelapan secara visual tidak teramati, karena tertutup kabut.

Tinggi kolom erupsi Gunung Semeru kedelapan pada pukul 13.10 WIB tidak teramati, namun erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi 97 detik.

Baca juga:  Sudah Habis, Anggaran Bansos BPBD Tabanan untuk 2018

Sejak 1 Januari hingga 1 Juni 2024, pukul 14.00 WIB tercatat jumlah letusan Gunung Semeru yang pernah tercatat oleh petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru sebanyak 343 kali.

Gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa itu masih berstatus Siaga atau Level III, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan rekomendasi agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, masyarakat juga diimbau tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) pada sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

Baca juga:  Soal Kembali ke Sekolah di Pertengahan Juli, Ini Hasil Survei PGRI

Kemudian, warga juga dilarang beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah/puncak Gunung Api Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

Masyarakat juga diminta mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *