Gempa tektonik terjadi di wilayah Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Peristiwa gempa pada pukul 21.15.40 WITA, Kamis (6/6), bermagnitudo M5,1 SR. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Bertepatan dengan Rahina Tilem Sasih Sadha, gempa tektonik terjadi di wilayah Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Peristiwa gempa pada pukul 21.15.40 WITA, Kamis (6/6), bermagnitudo M5,1 SR.

Sejumlah kabupaten/kota di Bali merasakan gempa ini, seperti Kota Denpasar, Gianyar, dan Badung.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Dr. Daryono, S.Si.,M.Si., dalam keterangan tertulisnya menjelaskan dari hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,1. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 9,22° LS ; 116,94° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 52 Km arah Tenggara Sumbawa Barat, NTB pada kedalaman 10 km.

Baca juga:  Tepat di Hari Ultahnya, Jero Gede Karang Suarshana Berpulang

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya sesar aktif dasar laut (submarine active fault). Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser naik (oblique thrust).

Gempabumi ini dirasakan di Kota Gianyar, Badung, dan Denpasar dengan skala intensitas III MMI. Belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.

Baca juga:  Kontingen Bali untuk PON XXI Aceh–Sumut Dilepas, Diharapkan Raihan Emas di Atas Target

Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami. Hingga pukul 21.30 WITA, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock).

“Masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun  tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” sarannya. (Ketut Winata/balipost)

Baca juga:  Hampir 50 Persen Tambahan Kasus COVID-19 Ada di Zona Merah Ini
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *