Ilustrasi. (BP/dok)

GENEVA, BALIPOST.com – Sebanyak 1,6 juta orang jatuh sakit setiap harinya karena mengonsumsi makanan yang tidak aman. Anak-anak di bawah 5 tahun menanggung 40 persen beban penyakit bawaan makanan. Demikan data yang dilansir Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dikutip dari Kantor Berita Antara, Sabtu (8/6).

Menurut Kepala Nutrisi dan Keamanan Pangan WHO, Francesco Branca, bahaya keamanan pangan tidak mengenal batas negara dan dalam pasokan pangan global yang semakin saling terhubung. Risiko yang ditimbulkan oleh pangan yang tidak aman dapat dengan cepat berkembang dari masalah lokal menjadi masalah darurat internasional.

Baca juga:  WHO Sebut Sejumlah Negara Ambil "Arah Salah" dalam Penanganan COVID-19

Krisis kemanusiaan di banyak belahan dunia, dinilainya, turut mendorong kerawanan pangan dan membahayakan keamanan pangan.

Pejabat tersebut mendesak pemerintah memastikan bahwa keamanan pangan jelas dalam rencana aksi nasional demi keamanan kesehatan.

Termasuk memastikan bahwa rencana komunikasi risiko diperbarui dan bergerak menuju sistem pengawasan terpadu untuk kesehatan hewan, lingkungan, dan manusia.

Senada, pejabat senior Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) Markus Lipp memandang pangan yang aman sebagai hal yang mendasar dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Baca juga:  Ramadan di Masa Transisi, Warga Diingatkan Tetap Disiplin Prokes

Lipp menambahkan bahwa pangan yang aman juga merupakan salah satu prasyarat untuk memenuhi rencana strategis FAO untuk memungkinkan produksi, nutrisi, lingkungan, dan kehidupan yang lebih baik.

Dikarenakan anak-anak di bawah usia 5 tahun menanggung beban tertinggi penyakit bawaan makanan, ia menilai peningkatan keamanan pangan akan menjaga kesehatan masyarakat dan mengurangi angka kematian anak.

“Ketika pangan diproduksi dan diperdagangkan dalam sistem pertanian pangan yang aman dan berkelanjutan, hal ini berkontribusi terhadap kehidupan yang sehat dan meningkatkan keberlanjutan dengan memungkinkan akses pasar dan produktivitas, yang mendorong pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan, terutama di daerah pedesaan,” katanya. (kmb/balipost)

Baca juga:  Setengah Bulan, Segini Bali Menerima Kunjungan dari 8 Negara yang Dilarang Per 20 Maret
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *