MANGUPURA, BALIPOST.com – Kabupaten Badung telah mempersiapkan diri secara matang untuk berpartisipasi dalam Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-46 mendatang. Duta Kabupaten Badung akan mengikuti sebanyak 24 materi dalam pagelaran akbar ini, mencakup berbagai lomba kewanitaan dan pelestarian seni lainnya.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 7,7 miliar untuk mendukung pelaksanaan PKB, baik di tingkat kabupaten maupun provinsi.
Kepala Dinas Kebudayaan Badung, I Gde Eka Sudarwitha, menjelaskan bahwa persiapan telah dilakukan sejak setahun lalu. “Dalam pelaksanaan PKB ke-46 ini, duta Kabupaten Badung akan mengikuti 24 materi, baik lomba-lomba kewanitaan maupun lomba-lomba pelestarian seni lainnya. Kami mengikuti seluruh rangkaian pagelaran yang ada, baik yang bersifat lomba atau tidak, dengan sekitar 24 duta yang akan mewakili Kabupaten Badung di tingkat Provinsi Bali,” ujar Sudarwitha, Jumat (7/6).
Menurutnya, dari anggaran Rp 7,7 miliar lebih yang disiapkan, sebagian besar dialokasikan untuk pelaksanaan PKB di Kabupaten Badung. “Untuk kesiapan mengikuti PKB di tingkat provinsi, kami meyakini secepatnya akan 100 persen siap. Dari 24 materi yang diikuti, sudah ada 20 sekaa yang siap, sementara empat lainnya masih dalam tahap merapikan terkait penyelarasan tema, waktu penampilan, dan sebagainya,” ungkapnya.
Sudarwitha optimis duta Kabupaten Badung dapat meraih prestasi dalam setiap lomba yang dilaksanakan. Menurutnya, prestasi yang diraih merupakan ukuran keberhasilan pelaksanaan pembinaan oleh Pemkab Badung, khususnya Dinas Kebudayaan. “Sudah barang tentu kami berharap dapat memperoleh prestasi. Karena prestasi yang diraih merupakan ukuran dari pelaksanaan pembinaan oleh Pemkab Badung, khususnya kami di Dinas Kebudayaan,” terang mantan Camat Petang tersebut.
Untuk meraih hasil maksimal, persiapan dilakukan secara menyeluruh sejak setahun lalu, dimulai dengan pemilihan duta Kabupaten Badung melalui berbagai event yang telah digelar sebelumnya, seperti Festival Seni Budaya. Pemilihan duta juga dilakukan melalui program Banjar Menari yang bertujuan untuk pelestarian seni dan budaya.
“Duta-duta kami ini direkrut dari sanggar-sanggar dengan komposisi minimal 60 persen murni dari beberapa kategori. Bahkan, untuk lomba baleganjur, baik penabuh maupun penari, 100 persen berasal dari desa adat yang dimaksud,” jelasnya.
Lebih lanjut, Sudarwitha menambahkan bahwa tujuan perekrutan duta dari masing-masing desa adat ini adalah untuk memberikan manfaat langsung, baik bagi individu yang terlibat maupun masyarakat di sekitarnya. “Dengan merekrut duta dari desa adat, kami berharap dapat memberikan manfaat langsung kepada mereka, sekaligus memperkuat identitas budaya lokal dan meningkatkan kebanggaan masyarakat terhadap warisan seni dan budaya mereka,” tambahnya. (Parwata/balipost)