Kapas- BRIDA Kabupaten Karangasem juga khusus mengundang BRIN untuk melakukan kajian dan survey pengembangan kapas di Karangasem. (BP/Ist)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Pemkab Karangasem dibawah kendali bupati I Gede Dana dan wakil Bupati I Wayan Artha Dipa sangat serius untuk mengembangkan tanaman kapas sebagai salah satu bahan utama kain. Bahkan sejak tahun 2021 lalu, Pemkab. Karangasem melalui Dinas Pertanian, Pangan dan Perkinanan telah rutin melakukan penanaman kapas bersama kelompok Tani di sejumlah tempat. Selain itu agar kapas benar-benar berkembang dengan baik, BRIDA Kabupaten Karangasem juga khusus mengundang BRIN untuk melakukan kajian dan survey pengembangan kapas di Karangasem.

Plt. Kepala BRIDA Karangasem, I Nyoman Sutirtayasa, mengungkapkan, pihaknya sengaja mengundang dari pihak BRIN untuk melakukan kajian dan survey di Kecamatan Kubu, Abang dan Kecamatan Karangasem (Desa Seraya Timur) yang selama ini menjadi lokasi penanaman Kapas. Dikatakannya, kehadiran BRIN ini diharapkan bisa menjawab keluh kesah dari para petani Kapas di Karangasem. “Bapak bupati sangat serius untuk mengembangkan Kapas, sehingga melalui BRIDA Karangasem kita undang BRIN melakukan kajian dan survey kelapangan,” ujarnya.

Baca juga:  Pemprov Bali Setujui Pemanfaatan Lahan untuk TPA di Gerokgak

Sutirtayasa mengatakan, pihak BRIN sendiri selain mengutus Dr. Setiari Marwanto, SP., M.S selaku Kepala Pusat Riset Tanaman Perkebunan, juga mengikutsertakan empat orang peneliti ahli utama diantaranya, Prof. Ir. Nurindah, Ph.D., Drs. Dwi Adi Sunarto, MP, Dr. Ir. Ni Wayan Trisnawati, M.M.A, I Ketut Mahaputra, SP., MP untuk melakukan penelitian dan kajian kapas di Karangasem. Dari kehadiran mereka, pihaknya sangat berharap para petani Kapas nantinya bisa menyampaikan apa permasalahan di lapangan. “Kalau dari harga Kapas yang turun, bapak bupati sendiri sudah merencanakan agar di beli oleh Perseroda PT. Karangasem Sejahtera, sehingga harga kapas bisa stabil,” katanya.

Baca juga:  Kajian Penyesuaian Tarif Roro Terus Bergulir

Menurut Sutirtayasa, pihak BRIN sendiri bakal melakukan kajian dan survey selama empat bulan di Karangasem. Mereka, bakal melakukan penelitian tanah, iklim maupun varietas Kapas yang cocok di kembangkan di Karangasem. Termasuk juga,katanya, BRIN sendiri sudah siap melakukan pendampingin untuk pengembangan bibit Kapas sehingga tidak harus menunggu bibit dari tempat lain. “Tadi mereka sudah langsung turun ke Banjar Dinas Bingin, Desa Datah yang didampingi BRIDA Karangasem,dan Dinas Pertanian untuk mengecek langsung kondisi lahan petani,” jelasnya.

Sementara itu, Peneliti Ahli Utama, BRIN, Prof. Ir. Nurindah, Ph.D, menyampaikan, pihaknya sangat mendukung upaya yang dilakukan pemerintah Kabupaten Karangasem untuk melakukan pengembangan kapas sebagai bahan komoditas bahan kain. Minimal, katanya lagi, kapas dari Karangasem bisa memenuhi kebutuhan pengerajin kain di Karangasem. “Kami siap melakukan pendampingan, termasuk bagaimana caranya mengembangkan bibitnya, sehingga tidak ketergantungan dari pemerintah pusat, bahkan bila perlu Karangasem menjadi sentra bibit kapas di Indonesia,” ucapnya.

Baca juga:  Soal Retribusi Jasa Usaha Terminal Manuver Gilimanuk, Kerugian Negara Capai Rp 429 Juta

Namun, kata Nurindah, sebelum menginjak keranah tersebut pihaknya harus melakukan penelitian baik tanah, maupun iklim. Apalagi, saat ini terjadi perubahan iklim yang bisa mempengaruhi penanaman kapas. “Kalau tanaman Kapas kan tidak bisa kena air secara terus menerus. Iklim sekarang berubah, kita perlu kaji lagi dengan pihak terkait,” ujarnya lagi. (Adv/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *