Djoko Subinarto. (BP/Istimewa)

Oleh Djoko Subinarto

Salah satu pekerjaan rumah (PR) pemerintahan baru kita di bawah duet kepemimpinan Prabowo-Gibran, yang bakal dilantik pada Oktober mendatang, adalah menghadirkan lebih banyak lapangan pekerjaan, khususnya untuk Gen Z yang dinilai semakin kesulitan mendapatkan pekerjaan. Gen Z, atau Generasi Z, umumnya mengacu pada kelompok orang yang lahir kira-kira antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an.

Berbeda dengan generasi sebelumnya, Gen Z tumbuh dalam dunia yang dipenuhi dengan teknologi, terutama ponsel pintar dan media sosial. Oleh sebab itu, mereka terbilang mahir menggunakan alat-alat digital untuk komunikasi, pembelajaran, dan hiburan.

Gen Z cenderung memeluk keberagaman dan inklusivitas lebih dari generasi sebelumnya. Mereka menghargai kesetaraan dan lebih cenderung membela isu-isu keadilan sosial, kesetaraan rasial, dan keberlanjutan lingkungan. Berkat keberadaan internet dan media sosial, pemahaman masalah-masalah global Gen Z jauh lebih besar dibandingkan generasi-generasi sebelumnya. Mereka terpapar pada berbagai budaya, gagasan, dan pandangan dari seluruh dunia. Selain itu, Gen Z juga dikenal cukup adaptif dan siap untuk menerima perubahan.

Baca juga:  Setiap Detik, Satu Orang Bunuh Diri

Banyak individu Gen Z memiliki jiwa kewirausahaan. Mereka lebih suka menciptakan jalur karier mereka sendiri daripada mengikuti jalur tradisional. Mereka tertarik pada pekerjaan paruh waktu, pekerjaan sampingan, dan bisnis perusahaan rintisan (startup), dan sering kali memprioritaskan keseimbangan kerja-hidup (work life balance) serta fleksibilitas.

Salah satu problem yang dihadapi Gen Z yaitu mereka memiliki lebih sedikit kesempatan kerja. Pasalnya, Gen Z umumnya memasuki pasar kerja selama atau sesaat setelah krisis keuangan global pada tahun 2008, di mana persaingan di pasar kerja semakin tinggi sementara pertumbuhan upah justru lebih lambat.

Di sisi lain, dengan kemajuan pesat dalam otomatisasi dan teknologi, beberapa jenis pekerjaan entry level telah digantikan oleh mesin atau algoritma. Ini dapat membuat Gen Z semakin kesulitan untuk menemukan pekerjaan di sektor tertentu.

Di saat yang sama, proliferasi platform pekerjaan online dan globalisasi telah menyebabkan peningkatan persaingan untuk sejumlah posisi pekerjaan. Buntutnya, Gen Z harus bersaing bukan hanya dengan teman sebayanya secara lokal, tetapi juga dengan kandidat dari seluruh dunia untuk posisi pekerjaan tertentu.

Baca juga:  Muliawan Arya Yakini Bali Peroleh Jatah Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Sudah barang tentu, untuk membantu Gen Z dalam menghadapi tantangan pasar kerja yang semakin sulit buat mereka ini, pemerintahan kita mendatang di bawah duet kepemimpinan Prabowo-Gibran perlu mengambil beberapa langkah yang diperlukan. Beberapa langkah itu antara lain sebagai berikut.

Pertama,  melakukan investasikan dalam sistem pendidikan dan pelatihan yang mempersiapkan individu untuk pekerjaan masa depan. Kedua, implementasikan kebijakan yang mendorong penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi.

Ketiga, perlindungan tenaga kerja. Pastikan adanya mekanisme perlindungan bagi pekerja muda, termasuk dalam hal upah minimum, jam kerja yang wajar, kondisi kerja yang aman, dan akses ke jaminan sosial. Keempat, akses ke layanan dukungan. Sediakan akses yang lebih luas ke layanan dukungan bagi pencari kerja, termasuk pusat pencarian kerja, bimbingan karier, pelatihan keterampilan, dan layanan penempatan kerja.

Baca juga:  Beri Kuliah Umum di STAHN Mpu Kuturan, Koster Semangati Gen Z

Kelima, pemberdayaan kewirausahaan. Dukung kewirausahaan dan inovasi dengan memberikan akses ke modal, pelatihan, mentor, dan sumber daya lainnya bagi mereka yang ingin memulai bisnis secara mandiri. Keenam, bangun kolaborasi dengan sektor swasta dan lembaga pendidikan.

Penting untuk membangun kemitraan antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan untuk mengidentifikasi kebutuhan pasar kerja, mendesain program pendidikan serta pelatihan yang relevan, dan memfasilitasi masa transisi dari dunia pendidikan ke dunia kerja.

Pada akhirnya, dengan mengimplementasikan kebijakan dan program yang mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif, pengembangan tenaga kerja, dan pemberdayaan masyarakat, pemerintahan kita mendatang diharapkan dapat membantu menciptakan peluang lebih besar bagi Gen Z dan seluruh anggota masyarakat lainnya untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dengan upah yang adil.

Penulis, Kolumnis dan Bloger

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *