Sejumlah perahu jukung tradisional nelayan di Jembrana nampak berjejer tidak melaut kondisi cuaca ekstrem. (BP/Dokumen)

NEGARA, BALIPOST.com – Para nelayan tradisional di Pebuahan, Banyubiru, sudah hampir setengah bulan ini tidak melaut. Hal ini disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu cuaca buruk ditambah lagi paceklik ikan.

Menurut Siti, salah seorang warga Pebuahan mayoritas penduduk di wilayah tersebut bermata pencaharian sebagai nelayan pancing. Pendapatan keluarga mereka pun sangat bergantung pada hasil tangkapan ikan. Namun, selama lebih dari 15 hari terakhir, para nelayan mengalami kesulitan dalam mendapatkan ikan.

Selain cuaca buruk dengan ombak besar, sudah sebulan ini sulit dapat ikan. “Kalaupun melaut, pulang pun tidak membawa hasil. Nelayan juga berpikir kalau melaut lagi, karena biayanya juga. Minimal 15 liter bensin,” tambahnya.

Baca juga:  Korban Tenggelam di Tuwed Ditemukan Tak Bernyawa di Pebuahan

Kebanyakan nelayan di Pebuahan menggunakan jukung fiber dan berangkat melaut pada sore hari untuk kembali pada pagi harinya. Mereka menangkap ikan dengan cara memancing. Di tengah paceklik ini, para nelayan mencari pekerjaan lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Ada yang memanfaatkan tabungan, menjual hasil kelapa dari pekarangan, atau bahkan memperbaiki jukung mereka. “Kalau sudah paceklik seperti ini, susah mencari alternatif pendapatan lain. Beberapa memilih untuk memperbaiki jukung saja,” jelas Farhan, seorang nelayan jukung.

Baca juga:  Tak Melaut Karena Gelombang Tinggi, Nelayan Pilih Perbaiki Jaring dan Cari Kerjaan Sampingan

Kondisi ini membuat para nelayan mengalami kesulitan dalam mendapatkan penghasilan dari hasil tangkapan ikan. Memang sempat ada yang mencoba menjaring di dekat perairan Pebuahan, tapi hasilnya juga tidak banyak. Beberapa perahu nampak diperbaiki di darat. Kondisi sulit ikan ini juga dialami perahu besar selerek (purse seine).

Data di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan, pada awal tahun lalu sempat panen ikan dengan tangkapan mencapai 2,9 juta kilogram khusus lemuru pada Januari. Namun, terus menurun hingga di bulan April, sebanyak 997 ribu kilogram. Sektor perikanan tangkap di Kabupaten Jembrana merupakan salah satu potensi daerah. Khusus di pelabuhan besar, produksi hasil ikan tangkap ini mencapai puluhan miliar rupiah dalam empat bulan. (Surya Dharma/balipost)

Baca juga:  Rumah Warga di Pebuahan Hancur Diterjang Angin Kencang
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *