SEMARANG, BALIPOST.com – Pasangan yang akan menikah disarankan agar bisa menghemat biaya pranikah (prewedding).
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo mengatakan, sebaiknya biaya pranikah dipakai untuk hal yang lebih berguna seperti pemeriksaan serta perawatan kesehatan pasangan.
Biaya sebesar itu, dapat dipakai untuk tes darah atau mengonsumsi obat penambah darah sehingga ada perbaikan kualitas kesehatan pasangan,kata dr. Hasto saat ditemui usai acara “Siap Nikah Goes to Campus” di Universitas Negeri Semarang, Jawa Tengah, dikutip dari kantor berita Antara, Rabu (26/6).
Ia juga meminta agar anak-anak muda tidak menikah pada usia yang terlalu dini atau terlalu tua, kemudian tidak terlalu dekat jarak kehamilan serta tidak terlalu sering hamil.
“Jangan terlalu muda nikah. Jangan terlalu tua juga (minimal 21 tahun untuk wanita dan 25 tahun untuk pria). Kemudian jangan terlalu sering hamil (jarak kehamilan terlalu dekat). Satu lagi jangan terlalu banyak. Sebetulnya target kita anak itu 2,1 (untuk setiap pasangan menikah),” katanya.
Hasto juga menyoroti perilaku seks pada anak muda yang dilakukan pada usia yang semakin dini serta dilakukan sebelum menikah.
Menurutnya, seks di luar nikah bisa berdampak sistemik misalnya lahirnya anak yang stunting.
Oleh karena itu, Hasto menegaskan bahwa pendidikan seks sangat vital bagi kaum muda, salah satunya untuk menyelamatkan organ reproduksi serta mencegah penularan penyakit. (Kmb/Balipost)