Lukisan gua atau gambar cadas tertua di Indonesia, yang setidaknya berusia 51.200 tahun, ditemukan di gua kapur, Leang Karampuang, Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan. (BP/Antara)

JAKARTA, BALIPOST.com – Lukisan gua atau gambar cadas tertua di Indonesia, yang setidaknya berusia 51.200 tahun, ditemukan di gua kapur, Leang Karampuang, Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan.

Peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), bekerja sama dengan Griffith University dan Southern Cross University, Australia menemukan gambar cadas yang terdiri atas sejumlah gambar ilustrasi orang, anoa, dan babi.

“Penemuan ini merupakan seni cadas pertama di Indonesia yang umurnya melampaui 50.000 tahun,” kata Ketua Tim Penelitian dari BRIN, Adhi Agus Oktaviana di Jakarta, Kamis (4/7).

Seperti dilansir dari Kantor Berita Antara, Oktaviana menilai penemuan ini memiliki implikasi penting terkait pemahaman mengenai asal-usul seni paling awal.

Baca juga:  Mulai 29 Juli, Nakes akan Divaksinasi Booster Kedua

Ia menjelaskan adanya gambar anoa dan manusia yang lebih banyak mengindikasikan adanya upaya orang di zaman dahulu untuk mengomunikasikan pesan bahwa pada masa itu anoa cukup berbahaya, sehingga orang pada zaman itu harus bersama-sama dalam memburu anoa, meskipun ada pendapat lain yang mengindikasikan gambar tersebut memiliki makna spiritual tertentu.

Oktaviana menyebut penemuan timnya ini mengindikasikan bahwa lukisan gua yang bersifat naratif merupakan bagian penting dalam budaya seni manusia awal Indonesia pada masa itu.

“Pada dasarnya manusia sudah memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dalam bentuk cerita sejak lebih dari 51.200 tahun, namun karena kata-kata tidak bisa menjadi fosil batu, maka yang tertinggal hanyalah penggambaran dalam bentuk seni. Temuan di Sulawesi ini adalah bukti tertua yang bisa diketahui dari sudut pandang arkeologi,” ujarnya.

Baca juga:  Digitalisasi Jadi Peluang Emas bagi Pengusaha UMi

Oktaviana menyebutkan temuannya ini telah dipublikasi di jurnal sains terkemuka, Nature, karena menggunakan metode termutakhir dalam penemuannya, yakni melalui ablasi laser U-series (LA-U-series) yang berada di Griffith University dan Southern Cross University untuk mendapatkan penanggalan akurat pada lapisan tipis kalsium karbonat yang terbentuk di atas seni hias tersebut.

Ia menekankan penelitian atas lukisan gua atau gambar cadas penting untuk dilakukan, karena penelitian atas gambar cadas membantu penelitian soal peradaban dan migrasi manusia purba, dimana penelitian dengan metode ekskavasi atau penggalian membutuhkan teknologi canggih dan biaya yang tidak sedikit.

Baca juga:  Gubernur Koster Sambut Kedatangan FC Barcelona U-20

Pada kesempatan yang sama, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengapresiasi para peneliti atas temuannya tersebut. Ia menilai hal ini merupakan implementasi tanggung jawab arkeolog bangsa dalam menemukan peninggalan sejarah nenek moyang masyarakat Indonesia.

“Indonesia ini kaya akan peninggalan-peninggalan, dan bukan sekadar peninggalan, tapi juga bukti autentik kekayaan budaya dan peradaban kita semua di Indonesia,” ucap Laksana Tri Handoko. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *