JAKARTA, BALIPOST.com – Walaupun laga ini bukan pertandingan klasik, pertemuan dua tim, yakni Turki dan Belanda, yang berselisih peringkat FIFA sangat jauh ini menjanjikan pertarungan terbuka. Kedua pelatih dari tim ini merupakan penganut sepak bola menyerang.
Turki yang berperingkat 42 atau terendah di antara delapan tim yang masuk perempat final Euro 2024, sudah 14 kali bertemu dengan Belanda yang berperingkat 7.
Pertandingan ini merupakan laga pertama Turki tanpa bek tengah Merih Demiral yang dilarang memainkan dua pertandingan Euro 2024 akibat selebrasi pro kelompok radikal ekstremis. Timnas Turki akan bertanding melawan Belanda di Stadion Olimpiade, Berlin, Minggu (7/7) dini hari pukul 02.00 WIB.
Dikutip dari Kantor Berita Antara, Demiral mencetak dua gol ke gawang Austria yang mengantarkan Turki tidak saja menang 2-1 tapi juga melenggang ke perempat final Euro 2024 yang merupakan perempat final kedua Turki dalam Piala Eropa setelah Euro 2008.
Tapi pada gol keduanya Demiral membuat selebrasi dengan gestur yang dikaitkan dengan kelompok ekstremis Grey Wolves yang dilarang di Austria dan Prancis. Kelompok ini menganjurkan kekerasan terhadap aktivis sayap kiri dan etnik minoritas pada 1980-an.
UEFA menghukum Demiral karena bek tengah ini telah menyalahi aturan mendasar untuk tidak memanfaatkan arena olahraga sebagai tempat manifesto politik.
Masyarakat sepak bola dan para pemimpin Turki, termasuk Presiden Recep Tayyip Erdogan, menyayangkan keputusan UEFA itu.
Namun, yang paling menderita adalah pelatih Vincenzo Montella karena harus menata ulang tim justru ketika mesti menghadapi Oranye yang tengah naik kepercayaan dirinya setelah menghabisi Rumania 3-0 dalam babak 16 besar.
Turki agak pincang tanpa Demirel, apalagi Montella juga tanpa Orkun Kokcu dan Ismail Yuksek karena terkena larangan bermain akibat akumulasi kartu.
Sebaliknya, Ronald Koeman tak memiliki hambatan untuk menjalani laga yang bisa mengantarkan Belanda ke semifinal Piala Eropa keenam kalinya yang terakhir kali mereka capai 20 tahun lalu dalam Euro 2004.
Turki menang empat kali, tapi kalah enam kali, sedangkan sisanya berakhir seri. Kabar baik bagi Turki, semua pertemuan itu tak pernah terjadi dalam Piala Eropa dan Piala Dunia. (kmb/balipost)