GIANYAR, BALIPOST.com – Bali memiliki kekayaan sastra sebagai sumber pengetahuan dan juga terkandung ajaran kepemimpinan. Para pemimpin Bali, termasuk di kalangan anggota dewan di DPRD, DPD, termasuk DPR RI dalam era demokrasi yang dinamis ini wajib mempelajari ajaran kepemimpinan Bali diharapkan mampu melahirkan pemimpin yang bijaksana, amanah, dan berpihak pada rakyat.
Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud Anak Agung Gde Ngurah Ari Dwipayana di sela rangkaian pelaksanaan Festival Sastra Saraswati Sewana 2024 mengangkat tema “Niti Raja Sasana, Tongkat Sastra Kepemimpinan Negeri” Sabtu (6/7) mengajak semua pemimpin Bali bersama menggali kekayaan sastra Bali yang sarat dengan ajaran kepemimpinan. Berbagai manuskrip kuno seperti Nitisastra, Dandhaniti, Raja Dharma, Raja Niti, dan Arthasastra menjadi sumber inspirasi untuk menggali nilai-nilai kepemimpinan yang relevan dengan konteks kekinian.
Ari Dwipayana memaparkan festival ini menjadi refleksi mendalam atas warisan leluhur yang tidak ternilai. Berbagai manuskrip kuno seperti Nitisastra, Dandhaniti, Raja Dharma, Raja Niti, dan Arthasastra menjadi jendela untuk menimba nilai-nilai kepemimpinan yang relevan dengan konteks masa kini.
Anak Agung Gde Ngurah Ari Dwipayana, meyakinkan Sastra Saraswati Sewana 2024 bukan sekadar festival budaya biasa. Ini menjadi sebuah gerakan untuk melestarikan dan membumikan nilai-nilai kepemimpinan Bali, menjadikannya tongkat sastra bagi para pemimpin masa depan.
“Festival ini bertujuan untuk mengkaji, mengadaptasi, dan menanamkan nilai-nilai kepemimpinan Bali kepada generasi muda, ini akan menjadi inspirasi kepemimpinan dari kekayaan sastra Bali,” tegasnya. (Wirnaya/balipost)