NEGARA, BALIPOST.com – Pasar relokasi di areal parkir kantor Pemerintah Kabupaten Jembrana terlihat sepi karena banyak pedagang yang pindah. Sebagian besar kios pedagang yang telah disediakan terutama di blok dalam, nampak kosong karena para pedagang mencari tempat lain.
Masih ada beberapa pedagang yang berjualan di pasar relokasi ini kendati sepi pembeli. Beberapa pedagang pindah berjualan di tempat relokasi Pasar Ijogading atau di rumah mereka.
Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Jembrana, I Komang Agus Adinata, mengatakan penyebab utama sepinya pasar relokasi ini adalah karena lokasinya yang jauh dari pembeli. “Pedagang memilih untuk berjualan di tempat yang lebih ramai seperti Pasar Ijogading karena permintaan dari pelanggan,” terangnya.
Kondisi tersebut berbeda dengan Pasar Ijogading (tempat relokasi lain) yang justru ramai dengan aktivitas jual beli. Bahkan Pasar Ijogading yang sebelumnya sepi, kini setelah digunakan relokasi hampir buka 24 jam.
Di pagi hingga sore, para pedagang Pasar Umum Negara berjualan meskipun hanya lapak di halaman dan depan pasar. Berlanjut pada petang hingga dini hari para pedagang makanan yang dulunya di Pasar Senggol.
Meskipun sejatinya Pemerintah Kabupaten Jembrana sudah berulang kali mencari solusi agar pasar relokasi di areal parkir kantor Pemkab Jembrana tidak sepi. Namun, aktivitas masih lebih sepi dibandingkan di Pasar Ijogading.
Saat ini, Pasar Umum Negara sedang dalam proses pembangunan dengan anggaran dari pemerintah pusat senilai hampir Rp 150 miliar. Ditargetkan pada Juli ini pasar bertingkat ini selesai dikerjakan.
Sebelum pembangunan dimulai, dua tempat relokasi disiapkan untuk menampung para pedagang. Di parkir Pemkab Jembrana untuk menampung 438 pedagang dan 161 pedagang ke Pasar Ijogading. Namun, aktivitas perdagangan lebih ramai di Pasar Ijogading yang berada dekat dengan Pasar Umum Negara. (Surya Dharma/balipost)