BANGLI, BALIPOST.com – Suhu cuaca yang dingin akhir-akhir ini memaksa petani cabai di Bangli harus mengeluarkan biaya lebih untuk menjaga tanaman cabainya bisa berproduksi dengan baik. Petani harus lebih intens menyemprot tanamannya dengan obat-obatan untuk menghindari serangan hama dan penyakit.
Seperti yang dilakukan petani cabai di Desa Abuan, Susut I Made Artana. Dia mengatakan suhu cuaca yang cenderung dingin seperti sekarang cukup berpengaruh terhadap pertumbuhan pohon cabai. Karena dingin, pertumbuhan pohon jadi agak lambat.
Tak hanya itu saat suhu cuaca yang dingin seperti sekarang juga menyebabkan pohon cabai rentan terserang hama dan penyakit. “Serangan hama lebih banyak. Seperti lalat buah, dan ada juga binatang lain seperti wereng putih itu juga banyak,” kata Artana, Kamis (24/7).
Untuk menjaga tanaman cabainya bisa berproduksi dengan baik dan terhindar dari serangan hama dan penyakit, ia kini lebih intens melakukan penyemprotan tanaman dengan obat-obatan. Jika biasanya tanamannya disemprot 4-5 hari sekali, kini bisa 3 hari sekali. Tentu biaya produksi yang harus dikeluarkan jadi meningkat.
Sementara itu terkait harga cabai rawit saat ini, Artana mengatakan terbilang bagus. Di tingkat petani harga cabai rawit tembus Rp 75 ribu per kilogram. Sebagai petani, tentu dirinya senang dengan kenaikan harga ini. “Harga naik turun itu biasa. Sebagai petani cabai, menemukan harga bagus ya bersyukur, harga standar tetap disyukuri juga,” pungkasnya. (Dayu Swasrina/Balipost)