I Wayan Mardika Bhuwana, S.Sn. (BP/win)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Kebudayaan Provinsi Bali kembali menggelar festival seni modern atau kontemporer dalam ajang Festival Seni Bali Jani (FSBJ) VI Tahun 2024. Hanya saja, FSBJ VI yang mengusung tema “Puspa Cipta Jana Kerthi: Karya Mulia Manusia Berbudaya” ini hanya digelar seminggu.

Pembukaan akan dilakukan pada 14 Agustus dan penutupan pada 20 Agustus 2024 di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Bali. Biasanya, FSBJ yang merupakan wahana bagi seniman muda untuk menampilkan kreativitas kesenian kontemporer mereka ini digelar selama 2 minggu.

Namun, karena alasan keterbatasan anggaran hanya digelar seminggu. Anggaran FSBJ VI Tahun 2024 ini hanya Rp1,2 miliar dari Rp4 miliar pada FSBJ lalu.

Imbasnya, hanya 8 sekaa sanggar atau komunitas yang dilibatkan dalam perhelatan FSBJ ini. Tahun sebelumnya, sebanyak 35 sekaa sanggar atau komunitas yang ikut berpartisipasi di dalamnya.

Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan FSBJ 2024, I Wayan Mardika Bhuwana, S.Sn., mengatakan bahwa FSBJ VI ini memang hanya digelar selama seminggu. Dimulai.pada 14 Agustus dan berakhir pada 20 Agustus 2024.

Baca juga:  Vaksinasi Rabies di Tabanan Lampaui Target

“Memang anggaran kita untuk FSBJ tahun ini sangat minim, dulu anggaran FSBJ kita sekitar Rp4 miliar, dengan melibatkan 35 sekaa sanggar atau komunitas. Sekarang anggaran kita cuma Rp1,2 miliar, sehingga kita cuma bisa melibatkan 8 sekaa sanggar atau komunitas yang tampil di FSBJ VI Tahun 2024,” ujar Mardika di Kantor Disbud Bali, Jumat (26/7).

Diungkapkan bahwa pelaksanaan FSBJ ini berbarengan dengan pameran pembangunan serangkaian Hari Jadi ke-66 Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali dan Bali Digital Festival (Digifest). Bahkan, pembukaan FSBJ VI bertepatan dengan Hari Jadi ke-66 Pemprov Bali, sehingga anggaran kegiatan pembukaannya ditanggung Pemprov Bali. Sedangkan, pada penutupan ditanggung anggaran dari FSBJ. “Kita gotong royong untuk menjadikan festival ini lebih semangat,” tandasnya.

Kendati demikian, secara konsep masih sama seperti tahun lalu. Yakni, eksplorasi, eksperimentasi, lintas-batas, kontekstual, dan kolaborasi. Begitu juga dengan materinya masih sama seperti FSBJ sebelumnya.

Baca juga:  Sempat Dirujuk ke RSUP Prof. Ngoerah, Dua Korban Kompor Pembakaran Jenazah Meninggal

Akan ada Adilango (pergelaran), Utsawa (parade), Beranda Pustaka (bursa buku), aguron-guron (lokakarya), Timbang Rasa (sarasehan), megarupa (pameran) dan Bali Jani Nugraha. Hanya lomba yang ditiadakan. “Tahun ini kita tidak ada melaksanakan lomba, karena memang keterbatasan dana, sehingga lomba-lomba kita tiadakan,” ujarnya.

Untuk Adilango (pergelaran) hanya ada 2 pergelaran yang akan tampil pada FSBJ VI 2024. Yaitu, Teater Kini Berseri untuk pembukaan FSBJ dan Musik Pramusti Bali pada penutupan FSBJ. Untuk Utsawa (parade) juga hanya melibatkan 2 sekaa sanggar atau komunitas, yaitu Teater Agustus Teater Selem Putih, serta melibatkan 2 parade. Yakni, parade monolog dari Teater Jineng (SMA N 1 Tabanan) dan Parade Seni Baca Puisi (Komunitas Seni Candaka Gianyar). Putri Suastini Koster juga akan menampilkan baca puisi.

Untuk Beranda Pustaka dikoordinator oleh Sanggar Seni Swara Rupa yang akan memamerkan buku dari seluruh penerima Bali Jani Nugraha serta penerbit dari Bali dan Indonesia, yang dimaknai Program Tribute to Maestro Sastrawan Nyoman Tusthy Eddy.

Baca juga:  Kasus COVID-19 Harian Nasional Masih di Tiga Ratusan Orang

Untuk Megarupa (pameran) diisi oleh Yayasan Sahaja Sehati berkolaborasi dengan ISI Denpasar. Untuk timbang rasa (sarasehan) akan diisi oleh Prof. Dr. I Wayan “Kun” Adnyana (Rektor ISI Denpasar) dan Restu Imansari Kusumaningrum (budayawan) dengan topik “Peran Festival Dalam Upaya Membangun Keberlajutan Ekosistem Kesenian.

Sedangkan, untuk Aguron-guron (lokakarya) diisi oleh dua orang perupa, yaitu Nyoman Erawan dan I Made Jogon, MFA. Mereka akan membahas tentang Seni Rupa Pertunjukan dan Seni Instalasi.

Terkait dengan tema FSBJ VI, yaitu “Puspa Cipta Jana Kerthi: Karya Mulia Manusia Berbudaya”, dijelaskan bahwa Puspa bermula dari kata terpilih Sansekerta, secara harfiah berarti Bunga. Mengandung kedalaman filosofi tentang pesona keindahan penuh makna.

Adapun Cipta adalah persembahan penciptaan guna mewujudkan karya mulia berbudaya yang mengunggah renungan kehidupon (Sangkan Paran). Sehingga, Puspa Cipta Jana Kerthi adalah laku penciptaan karya seni yang melahinkan kesadaran baru atau pencerahan. Meneguhkan kesucian dan keharmonisan antara sesama manusia (Bhuwana Alit) serta semesta raya (Bhuwana Agung). (Ketut Winata/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *