JAKARTA, BALIPOST.com – Peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang sesuai dengan kebutuhan industri guna memacu ekonomi digital ke depan. Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
“Jadi kalau kita bicara ekonomi digital, kita perlu punya SDM, karenanya kita perlu lebih banyak mahasiswa untuk diberi kesempatan belajar di Tsinghua, terutama dalam kondisi geopolitik dan tantangan Artificial Intelligence (AI) dan AI generatif saat ini. Saya rasa ini adalah saat yang tepat bahwa saat ini kita mempunyai fasilitas yang ada di Kura Kura Bali,” kata Airlangga dalam keterangannya di Jakarta, dikutip dari kantor berita Antara, Minggu (4/8).
Ia menilai bahwa saat ini dibutuhkan mesin pertumbuhan ekonomi baru seiring dengan tantangan perkembangan teknologi di masa mendatang, yakni melalui digitalisasi.
Ekonomi digital Indonesia saat ini mencapai sebesar 80 miliar dolar AS dan diproyeksikan akan terus meningkat.
Hal itu ia sampaikan saat menghadiri Breakfast Meeting bersama Chairperson Of Tsinghua University People’s Republic of China Prof. Qiu Yong, Sabtu (3/8).
Airlangga mengatakan bahwa Indonesia juga tengah menargetkan untuk menjadi negara maju pada tahun 2045 mendatang.
Di saat itu, Indonesia diperkirakan akan memiliki sekitar 320 juta penduduk dengan pendapatan per kapita sekitar 26.000 dolar AS, sehingga ekonomi Indonesia diperkirakan dapat mencapai sekitar 9 triliun dolar AS.
Oleh karena itu, dibutuhkan pusat pendidikan yang berkualitas terutama di bidang inovasi dan teknologi, salah satunya melalui Tsinghua University.
Dengan memperhatikan urgensi tersebut, Airlangga menuturkan perlu adanya penambahan kuota kesempatan belajar di Tsinghua University bagi mahasiswa Indonesia yang saat ini hanya sebesar 50 mahasiswa agar program tersebut dapat berjalan lebih inklusif, terlebih mempertimbangkan jumlah penduduk Indonesia yang cukup besar dan terdapat proyeksi terjadinya bonus demografi pada beberapa tahun mendatang yang perlu untuk dioptimalisasi.
Lebih lanjut, Airlangga mengatakan bahwa saat ini terdapat kebutuhan komoditas digital seperti semikonduktor.
Dalam rangka mencukupi kebutuhan tersebut, perlu adanya SDM yang kompeten untuk melakukan desain microchip sehingga ia berharap dukungan untuk mendorong kemampuan SDM semikonduktor.
Adapun Indonesia sendiri menjadi basis untuk kendaraan listrik, sel bahan bakar, baterai, dan ke depan akan didorong untuk optimalisasi potensi semikonduktor.
Untuk itu, menurutnya ketersediaan SDM dan pusat pertukaran untuk pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pada bidang tersebut.
“Kita memerlukan sumber daya manusia. Maka dari itu, kami harap dukungan Tsinghua untuk mengembangkannya dan memperbolehkan pelajar dari Indonesia belajar di Tsinghua, atau sebaliknya pelatihan untuk para pelatih. Bukan untuk kursus singkat, tetapi untuk waktu-waktu tertentu di universitas. Jadi saya pikir itulah hal berikutnya yang ingin saya kerjakan,” imbuhnya. (Kmb/Balipost)