Pedagang tengah memeriksa cabai dagangnya di Pasar Badung, Denpasar. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Ekonomi Bali selama periode triwulan II-2024 tumbuh sebesar 5,36 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (y-on-y). Pertumbuhan ini ditopang oleh lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi sebesar 19,38 persen.

Sementara dari sisi pengeluaran, ditopang oleh komponen ekspor luar negeri tumbuh sebesar 17,42 persen. Statistisi Ahli Madya BPS Bali Kadek Muriadi Wirawan, Senin (5/8) mengatakan, data OJK menunjukkan adanya peningkatan nilai kredit yang disalurkan baik oleh bank umum maupun Bank Perkreditan Rakyat (BPR) secara y-on-y.

Berdasarkan laporan yang dihimpun Bank Indonesia, output bank umum mengalami peningkatan komponen pendapatan sekunder hingga di atas 160 persen. Secara keseluruhan fenomena tersebut mendukung peningkatan nilai tambah yang tercipta.

Baca juga:  Dari Ribuan Pedagang di Pasar Tradisional Terdampak hingga Penyekatan di Denpasar Diperluas

Peningkatan nilai tambah pada lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 12,75 persen secara y-on-y didorong oleh jumlah kunjungan wisman yang terus meningkat bahkan melampaui kondisi sebelum pandemi COVID-19.

Jumlah kunjungan wisman pada triwulan II-2024 naik 17,86 persen. Indikator Tingkat Penghunian Kamar (TPK) tercatat meningkat, baik untuk kelompok hotel bintang maupun non bintang pada periode triwulan-II 2024 dibandingkan triwulan II-2023.

Penyelenggaraan beberapa event internasional di Bali, salah satu yang terbesar yaitu World Water Forum (WWF) pada bulan Mei 2024 berdampak langsung pada tingkat hunian hotel bintang yang naik signifikan khususnya di kawasan Badung Selatan.

Baca juga:  Penyair Umbu Landu Berpulang

Lapangan usaha pengadaan listrik dan gas juga tercatat tumbuh tinggi sebesar 11,34 persen secara y-on-y. Data PT PLN UID Bali menunjukkan total kWh listrik terjual selama triwulan II 2024 meningkat pada kisaran 16 persen.

Peningkatan konsumsi listrik terjadi di semua segmen konsumen dengan pertumbuhan tertinggi pada segmen layanan khusus sebesar 46 persen. Sementara segmen bisnis dan industri yang berperan menunjang pariwisata Bali masing-masing tercatat tumbuh pada kisaran 16 persen dan 7 persen secara y-on-y.

Kondisi ini tentunya sejalan dengan kinerja pariwisata Bali yang menunjukkan tren positif sepanjang triwulan II-2024. Sementara struktur PDRB Bali triwulan II-2024 masih didominasi oleh lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum dengan besaran nilai tambah Rp15,83 triliun atau 21,17 persen dari total PDRB Bali.

Baca juga:  Dianggap Prorakyat, Kebijakan Relaksasi Pajak Kendaraan dari Gubernur Koster Tuai Apresiasi Masyarakat

Kontributor terbesar kedua yaitu lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan menyumbang nilai tambah sebesar Rp10,1 triliun atau setara 13,51 persen, disusul lapangan usaha transportasi dan pergudangan dengan nilai tambah sebesar Rp 7,65 triliun atau 10,23 persen dari total perekonomian Bali.

Pada triwulan II-2024, nilai tambah yang tercipta dari seluruh aktivitas ekonomi di Bali yang diukur dengan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) tercatat sebesar Rp42,24 triliun, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan I-2024 sebesar Rp39,72 triliun. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *