Tebing yang menjadi alas Pura Luhur Uluwatu mengalami keretakan. (BP/Dokumen)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Perbaikan retakan tebing di Pura Luhur Uluwatu, yang telah lama dinantikan, kini mulai dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung. Upaya ini diawali dengan upacara mulang pakelem yang dilaksanakan pada 4 Agustus 2024, menandai dimulainya penataan tersebut.

Penataan tahap pertama ini ditargetkan rampung pada Desember 2024. Dalam website LPSE Kabupaten Badung tertulis bahwa penataan ini diberi nama “Pembangunan Seawall dan Pengamanan Sungai/Pantai dan Penanggulangan Bencana Alam Penanganan Tebing Retak di Pura Uluwatu, Kecamatan Kuta Selatan.” Proyek tersebut didanai oleh APBD 2024 dengan nilai kontrak lebih dari Rp 78,6 miliar.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Badung, I Wayan Adi Arnawa, mengungkapkan bahwa penataan retakan tebing di Pura Luhur Uluwatu telah dimulai dan didahului dengan upacara mulang pakelem. “Kami memohon keselamatan dan berharap penataan tembok Pura Uluwatu dapat segera diatasi sesuai harapan kita bersama,” ujar Adi Arnawa, Selasa (6/8).

Baca juga:  Resmi Lawan Kotak Kosong, Ini Posisi GiriAsa di Kolom Surat Suara

Menurut Adi Arnawa, penataan ini sangat penting karena akan melibatkan pembangunan penyangga di dasar tebing dengan ketinggian enam meter. Penataan tahap pertama ini ditargetkan selesai pada Desember 2024. “Setelah pembangunan ini selesai, kemungkinan besar akan ada akses ke Pura Batu Metandal, yang akan memberikan akses yang lebih nyaman. Pekerjaan ini akan dilakukan di sebelah utara dan selatan Pura Uluwatu,” tambahnya.

Baca juga:  Ini Upaya The Nusa Dua, Lakukan Mitigasi Penyebaran COVID-19

Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR Badung, A.A Rama Putra, menjelaskan bahwa terdapat empat item pekerjaan dalam proyek penataan ini, yaitu pembangunan jalan akses menuju pantai, revetment atau armour, penanganan tebing di bawah Pura Luhur Uluwatu, dan renovasi Pura Beji. “Mengingat tingkat kesulitan dalam melaksanakan pekerjaan ini, diperlukan jalan akses dengan tinggi tebing kurang lebih 70 meter,” terang Gung Rama.

Ia menyatakan bahwa pembangunan revetment dilakukan untuk meredam kerusakan atau erosi di dasar tebing akibat hantaman gelombang laut. Ke depan, pihaknya juga akan melengkapi akses jalan pantai dengan revetment atau armour.

Baca juga:  Bangun Puskesmas Kutsel II, Camat akan Mohonkan Lahan Pemprov di Ungasan

Gung Rama menegaskan bahwa penanganan keretakan tebing harus dilakukan dengan analisis dan solusi yang tepat. “Hal ini dilakukan dengan mempertahankan nilai religius dan memastikan keselamatan Pura Luhur Uluwatu,” jelasnya.

Proyek ini menjadi salah satu prioritas utama Pemkab Badung mengingat pentingnya keberadaan Pura Luhur Uluwatu sebagai situs budaya dan keagamaan yang sangat dihormati. Dengan dimulainya proyek ini, diharapkan Pura Luhur Uluwatu dapat terus menjadi tempat suci yang aman dan nyaman bagi umat Hindu serta wisatawan yang berkunjung. (Parwata/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *