MANGUPURA, BALIPOST.com – Serangkaian Badung Education Fair 2024, Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Badung menggelar kunjungan ke Greeen School Bali, Jumat (9/8). Kabid Sekolah Dasar (SD) Disdikpora Badung Rai Twistyanti Raharja bertindak sebagai pimpinan rombongan menuju sekolah yang berada di Banjar Saren, Desa Sibang Kaja, Kecamatan Abiansemal.
Ditanya terkait kegiatan ini, Rai Twistyanti Raharja menyatakan, Disdikpora Kabupaten Badung melaksanakan studi eksplorasi ke Green School. “Di sana ada 160 siswa maupun guru dari sekolah negeri dan swasta di Kabupaten Badung, kemudian ada 15 orang komunitas guru penggerak yang bersama-sama datang ke sana untuk belajar apa sih sebetulnya yang dipelajari di Green School,” ujarnya.
Menurutnya, saat ini Green School merupakan salah satu sekolah yang berwawasan lingkungan. Di sana tidak terbatas dengan pakem-pakem yang baku dan sekolah mengajarkan anak untuk bebas dan merdeka belajar. “Jadi kami mengajak rekan-rekan guru dan siswa untuk bersama-sama belajar di sana untuk mengembangkan wawasan terkait lingkungan,” ujarnya.
Ditanya kenapa memilih Green School, dia mengatakan, kegiatan ini merupakan Road to Badung Education Fair 2024 dan puncak acaranya akan dilaksanakan pada Oktober 2024. Kegiatan ini adalah semacam pemanasan untuk membangun momen kepada Badung Education Fair 2024.
Dia merinci, Green School merupakan salah satu pihak swasta yang bekerja sama yang memiliki perjanjian kerja sama dengan Pemkab Badung. “Komitmennya adalah kami bersama-sama Green School untuk mendidik siswa terkait lingkungan,” ujarnya.
Dia kembali menegaskan, ini merupakan salah satu rangkaian Badung Education Fair 2024 dan bulan Agustus Disdikpora akan melaksanakan studi eksplorasi. Salah satunya ke Green School. “Kemudian ada pihak-pihak lain yang juga sudah sangat siap untuk menyambut kami. Di antaranya Garuda Wisnu Kencana, Museum Fasifika, kemudian ada juga PT Bambu. Jadi ini konsep merdeka belajarnya kita kuatkan supaya anak-anak bisa langsung belajar di alam. Belajar bisa dari mana saja,” ungkapnya.
Harapan ke depannya, menurut Rai Twistyanti Raharja, wawasan anak-anak jadi terbuka dan tidak terkungkung bahwa belajar itu hanya di meja, tidak hanya dengan buku saja tetapi bisa langsung eksplorasi di alam. “Jadi kembali lagi seperti anak-anak zaman dulu. Kita harapkan anak lebih aktif, lebih sensitif membangun rasa. Jadi itulah yang kita harapkan setelah kegiatan ini,” katanya. (Adv/balipost)