Ilustrasi - Pedagang menata pakaian impor bekas "thrifting" dagangannya di Pasar Senen, Jakarta, Jumat (17/2/2023). (BP/Antara)

JAKARTA, BALIPOST.com – Impor pakaian jadi Indonesia dari Tiongkok mengalami penurunan dalam tujuh bulan terakhir. Hal ini disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS).

Plt Kepala BPS Amalia A Widyasanti di Jakarta, Kamis (15/8) dikutip dari Kantor Berita Antara, mengatakan penurunan impor pakaian dan aksesoris dari Tiongkok ini mencapai 4,75 persen dari Januari sampai Juli 2024.

“Perlu menjadi catatan dan perhatian bahwa secara kumulatif, impor pakaian dan aksesoris (rajutan) HS61 dari Tiongkok sepanjang Januari sampai Juli 2024 mengalami penurunan 4,75 persen,” ujarnya.

Baca juga:  Pemkab Bangli Tempatkan Puluhan Pegawai di Restoran

Selain itu, komoditas pakaian dan aksesoris (bukan rajutan) atau kode HS62 juga mengalami penurunan sebesar 7,17 persen. Penurunan cukup tinggi adalah barang berjenis bra berbahan non katun atau kode HS6216099.

Namun demikian, BPS mencatat, terjadi kenaikan impor untuk HS61 sebesar 55,46 persen dan HS62 sebesar 29,01 persen pada Juli 2024.

Untuk HS61 utamanya berasal dari Tiongkok, Vietnam, Bangladesh, Turki dan Italia. Sementara HS62, berasal dari Tiongkok, Bangladesh, Vietnam, Hongkong dan Maroko.

Baca juga:  Dari Pelaku Industri Pariwisata Lokal agar Dilibatkan hingga Rentang Vaksinasi untuk AstraZeneca

Amalia mengatakan, data ekspor maupun impor akan lebih baik jika dilihat secara kumulatif. Sebab, ada banyak faktor yang mempengaruhi kenaikan dan penurunan nilai apabila dilihat secara bulanan.

“Kalau kalau bulanan nanti dipengaruhi oleh proses waktu pengiriman, kemudian stok setiap bulan, mungkin akan berbeda. Tapi kalau kita lihat bagaimana performance ekspor maupun impor suatu negara itu lebih baik kita lihat dalam angka yang sudah diakumulasikan,” kata Amalia.

Baca juga:  Disambangi Wisman, Festival Moyo Utara 2017 Raih Debut Manis

Diketahui, nilai impor Indonesia pada Juli 2024 mencapai 21,74 miliar dolar AS atau mengalami peningkatan sebesar 17,82 persen secara bulanan dan 11,07 persen secara tahunan.

Penyumbang utama peningkatan nilai impor secara bulanan dan tahunan adalah impor bahan baku/penolong. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *