DENPASAR, BALIPOST.com – Bank BPD Bali menggelar gathering dan capacity building Apex BPR Bank BPD Bali pada Jumat (16/8) di Sanur. Capacity building diisi dengan penyampaian Economic Outlook 2025 dengan tema Optimization of Business Strategies with Governance Risk Management and Compliance (GRC) System oleh Ekonom Senior Ryan Kiryanto dan Senior Associate Financial Consultant Yudi Pradana.
Direktur Utama Bank BPD Bali I Nyoman Sudharma mengatakan, kegiatan ini merupakan sinergi yang berarti dengan BPR yaitu sebuah hubungan yang saling menguatkan untuk mendukung serta memajukan perekonomian Bali.
Berkat kerja sama tersebut, BPD Bali mendapatkan reward 25 tahun berkinerja sangat bagus berturut-turut dengan skor paling tinggi berkat dukungan Perbarindo. Ke depannya, Bank BPD Bali telah memiliki program unggulan yang bisa dikerjasamakan dengan BPR untuk bersama mengangkat UMKM dan ekonomi Bali
“Hari ini kita hadir mendengarkan outlook ekonomi, untuk menyusun kebijakan umum direksi sebelum menyusun rencana bisnis bank, yang kalau di bank umum, paling lambat kami harus sudah menyetor akhir November, kami harus buat paling lambat September ini harus sudah selesai,” ujarnya.
Ia berharap, kinerja perbankan terutama pada penyaluran kredit di Bali yang lebih rendah dari kinerja nasional, dapat diperjuangkan lebih tinggi. Karena sejak 2020, perbankan mengalami tekanan hingga saat ini berusaha bangkit. Namun menurutnya saat ini perbankan mulai bangkit. Hingga Juli 2024, penyaluran kredit Bank BPD Bali tumbuh 8 persen.
Saat ini perbankan dikatakan masih kuat untuk berdiri karena kecintaan dengan negeri dan UMKM. Sementara BPD dan BPR memiliki tujuan yang sama yaitu mengembangkan UMKM karena telah disadari bahwa ekonomi Bali dan nasional dipengaruhi oleh pertumbuhan dan perkembangan UMKM. Maka dari itu tujuan bersama tersebut diharapkan menjadi motor penggerak untuk berkolaborasi.
Ketua Perbarindo Bali I Ketut Komplit mengatakan, tantangan BPR ke depan tidak mudah. Maka diperlukan sinergi dengan berbagai pihak seperti BPD Bali untuk melewati hal tersebut. Maka dari itu, ia mengapresiasi Bank BPD Bali telah menyelenggarakan acara Apex BPR tersebut.
Ke depan, menurutnya perlu menyikapi regulasi pasca UU P2SK dengn baik. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) hampir double digit yaitu 8,3 persen namun pertumbuhan kredit 1,8 persen. “Ini menjadi tantangan, maka melalui Apex BPR BPD Bali ini nantinya bisa menjasi guidance arah pengembangan terhadap pertumbuhan kredit kita,” ujarnya. (bns/balipost)