Perbekel Cupel, Usman. (BP/Balipost)

NEGARA, BALIPOST.com – Warga di sekitar pabrik sabut kelapa di Desa Cupel belakangan mengeluhkan dampak debu hingga ke rumah mereka. Debu sabut kelapa yang diolah terbang ke dalam rumah sehingga mengganggu aktivitas warga. Menyikapi keluhan tersebut telah ditindaklanjuti Desa Cupel dengan mediasi warga yang terdampak di Banjar Mandar, Desa Cupel dengan pihak pabrik.

Muncul kesepakatan dan kesediaan pihak pabrik untuk meminimalisir dampak debu tersebut dan diberikan waktu hingga satu bulan ini. Kepala Desa Cupel, Usman, ditemui Senin (2/9) mengatakan, rapat mediasi dilakukan dengan mengundang pihak pabrik akhir pekan lalu. Dari pengakuan, munculnya debu atau limbah hingga terbang ke rumah warga karena produksi yang lebih banyak. Sehingga pengeringan hingga keluar dan kebetulan belakangan ini angin sangat kencang. Sehingga debu terbang hingga ke luar pabrik, termasuk ke rumah warga.

Baca juga:  Ratusan Warga Bucha Tewas Selama Invasi Rusia

“Kita sudah rapatkan kemarin, Pak Sekdes yang memimpin. Ini karena produksi bertambah dalam proses pengeringan hingga terbang ke luar pabrik,” terang Usman.

Menurutnya ini merupakan yang kedua kalinya warga menyampaikan keluhan. Pertama sudah ada kesepakatan pihak pabrik dengan warga sekitar. Belakangan keluhan muncul lagi karena debu beterbangan hingga ke rumah warga.

Dalam surat pernyataan yang dibuat, pihak perusahaan bersedia mengurangi dampak debu atau limbah sabut kelapa itu dengan memasang waring atau paranet. “Pabrik juga bersedia mengurangi jumlah produksi sebelum dilakukan penanganan yang maksimal,” ujarnya.

Baca juga:  Tambahan Kasus COVID-19 Nasional, Naik di Atas 5.200

Dalam waktu sebulan limbah tidak teratasi, maka Perusahaan bersedia sementara tidak beroperasi. (Surya Dharma/Balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *