Sekretaris Jenderal (Sekjen) Palang Merah Indonesia (PMI), A M Fachir (tengah) saat South East Asia Red Cross and Red Crescent Meeting (RCRCM) 2024 di Kuta, Badung, Selasa (2/9) sore. (BP/eka)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Krisis iklim menjadi tantangan kemanusiaan terbesar saat ini. Krisis ini menjadi persoalan global yang mendesak dan mempengaruhi semua aspek kehidupan. Demikian dikemukakan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Palang Merah Indonesia (PMI), A M Fachir saat South East Asia Red Cross and Red Crescent Meeting (RCRCM) 2024 di Kuta, Badung, Selasa (2/9) sore.

BMKG sempat mengeluarkan peringatan beberapa wilayah di Indonesia berpontensi terdampak megathrust. Upaya dalam persiapan diri menghadapi kejadian itu perlu direncanakan, baik dalam segi relawan dengan skillnya dan fasilitas pendukungnya.

Baca juga:  2017, Kunjungan ke Ulundanu Beratan Naik 26 Persen

Kesiapan dari masing-masing PMI itu dibutuhkan. Pada tahun lalu, ada sekitar 3 ribu bencana yang ditangani PMI.

“Palang Merah dan Bulan Sabit Merah adalah pendukung, pemerintah penanggung jawabnya. Jadi kita harus mendukung dan membantu pemerintah dalam menangani kebencanaan, dan isu-isu kemanusiaan,” papar Fachir.

Lebih lanjut disampaikan, pertemuan yang diikuti 11 negara di Asia Tenggara ini juga membahas potensi krisis kesehatan yang mungkin terjadi, mengingat dunia sempat mengalami Pandemi COVID-19 yang juga berdampak pada kerugian ekonomi yang parah. Juga dibahas terkait Mpox yang mulai merebak.

Baca juga:  Kebutuhan Darah di Bali Sekitar 80 Juta Kantong Per Tahun

“Saat ini sejumlah negara tengah menghadapi merebaknya epidemi baru, yaitu penyakit Mongkeypox atau Mpox. Sejumlah kasus sudah terjadi di Indonesia,” terang Sekjen PMI.

Epidemi ini harus menjadi perhatian bersama, mengingat badan kesehatan dunia WHO telah menyatakan Mpox sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat global. Di Indonesia telah terjadi sekitar 88 kasus ini.

Sebagai upaya dalam mengantisipasi persoalan-persoalan global tersebut, maka dalam pertemuan juga dibahas terkait memperkuat sinergi, jejaring, kerjasama antar lembaga baik nasional maupun Asean, mitra PMI dan Bulan Sabit Merah, pemerintah, swasta, dan pemangku kepentingan lainnya.

Baca juga:  100 kali Lakukan Donor Darah, 14 Warga Bali Ini Terima Penghargaan Pahlawan Kemanusiaan

Dijelaskan lebih lanjut bahwa pertemuan RCRCM 2024 yang mengusung tema Lebih Kuat Bersama untuk Ketahanan dan Pemulihan Iklim, akan dibagi dalam empat pertemuan. SEA Youth Forum, SEA First Aid Network, SEA National RCRC Societies-IFRC Engagement with ASEAN, dan SEA Leaders Meeting. Pertemuan ini dilangsungkan mulai 2-7 September 2024 di Kuta. (Eka Adhiyasa/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *