Beberapa wisatawan mancanegara (wisman) berjalan sambil melihat barang dagangan di pinggir Jalan Legian, Badung. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Wisatawan mancanegara (wisman) yang datang langsung ke Provinsi Bali pada bulan Juli 2024 tercatat sebanyak 625.665 kunjungan. Angka ini naik 20,11 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebanyak 520.898 kunjungan.

Plt. Kepala BPS Bali Kadek Agus Wirawan belum lama ini mengatakan, sementara Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang pada bulan Juli 2024 tercatat sebesar 68,78 persen, naik sebesar 3,00 poin jika dibandingkan dengan bulan Juni 2024 yang tercatat sebesar 65,78 persen.

Jika dibandingkan dengan bulan Juli 2023 (yoy) yang mencapai 63,60 persen, tingkat penghunian kamar pada bulan Juli 2024 tercatat naik 5,18 poin. Sementara itu, TPK hotel non bintang tercatat sebesar 50,03 persen, naik 2,98 poin dibandingkan bulan Juni 2024 yang tercatat sebesar 47,05 persen.

Baca juga:  Cegah Katastrofe Gempa Turki, BMKG Perkuat Mitigasi

Jika melihat histori data TPK hotel berbintang dari tahun 2017 yang mana jumlah kunjungan wisman 592.046, TPK hotel berbintang 72,32 persen. Tahun 2018 dengan jumlah kunjungan wisman 624.366, TPK hotel berbintang mencapai 74,4 persen, tahun 2019 jumlah kunjungan wisman 604.323, TPK hotel berbintang 61,71 persen.

Rata-rata lama menginap tamu asing dan domestik pada hotel berbintang di Bali pada bulan Juli 2024 tercatat 2,748 hari, turun 0,002 poin dibandingkan dengan capaian bulan Juni 2024 (m-to-m) yang tercatat selama 2,751 hari. Jika dibandingkan dengan capaian bulan Juli 2023 (y-on-y) yang tercatat 2,57 hari, rata-rata lama menginap pada bulan Juli 2024 mengalami peningkatan sebesar 0,18 poin.

Baca juga:  Tarung di TdF 2017, Peserta Sudah Kepincut Destinasi Wisata Flores

Sementara itu, untuk hotel non bintang, rata-rata lama menginap di bulan Juni 2024 tercatat sebesar 2,43 hari, naik 0,03 poin dibandingkan rata-raa lama menginap di bulan Juni 2024 yang tercatat sebesar 2,40 hari.

Statistisi Ahli Madya Kadek Muriadi Wirawan menambahkan, indikasi wisatawan yang datang kurang berkualitas bila dilihat dari TPK hotel berbintang perlu juga dibandingkan dengan data terkait pengeluaran wisman. “TPK hotel berbintang yang turun bisa jadi karena wisatawan menginap di villa dan bisa jadi justru sewa vila lebih mahal dari hotel berbintang, ini juga perlu dicari dulu datanya. Jadi kalau hanya dijadikan indikasi awal yang menunjukkan ada gejala terkait penurunan kualitas wisman sepertinya sah -sah saja tapi untuk bisa mengkonfirmasi perlu data tambahan,” imbuhnya.

Baca juga:  DJP Terbitkan Regulasi Perpanjangan Insentif Pajak

Berdasarkan data BPS yang didapat dari Passenger Exit Survey Kementerian Pariwisata, rata – rata pengeluaran wisman di Indonesia sebesar USD1.625 tahun 2023, sementara tahun 2019, sebelum pandemi Covid-19 rata-rata pengeluaran wisman mencapai USD1.145 dan tahun 2015, 2016, 2018 rata-rata pengeluaran wisman USD1.200. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *