Perdana Menteri Inggris Keir Starmer. (BP/Ant)

LONDON, BALIPOST.com – Layanan Kesehatan Nasional (NHS) sedang dalam “kondisi kritis,” dan menekankan tambahan dana tidak akan digelontorkan tanpa reformasi substansial. Demikian dinyatakan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, Kamis (12/9).

Menanggapi laporan yang mengejutkan tentang keadaan layanan kesehatan, Starmer mengatakan dalam konferensi pers bahwa NHS “hancur tapi tidak kalah,” yang menandakan bahwa meski menghadapi tantangan berat, ada jalan ke depan jika perubahan signifikan dilakukan.

Laporan tersebut, yang ditulis oleh ahli bedah dan mantan menteri tenaga kerja Ara Darzi, mengungkapkan angka-angka yang mengkhawatirkan, termasuk waktu tunggu yang membengkak, keterlambatan di kecelakaan dan gawat darurat (IGD), dan masalah dalam perawatan kanker.

Baca juga:  Tetap Buka, Layanan Kesehatan di Tabanan Tak Ikut Cuti Bersama

Starmer menyoroti beberapa statistik paling mengejutkan dalam laporan tersebut, termasuk fakta bahwa lebih dari 100 ribu bayi menunggu lebih dari enam jam di IGD tahun lalu.

Selain itu, hampir 10 persen dari semua pasien mengalami waktu tunggu selama 12 jam atau lebih untuk mendapatkan perawatan, dikaitkan dengan ribuan kematian yang mestinya dapat dihindari. “Ini sangat menghancurkan, memilukan dan membuat marah,” kata Starmer, dikutip dari kantor berita Antara, Jumat (13/9).

Kesehatan bangsa telah memburuk secara drastis, dengan 2,8 juta orang tidak aktif secara ekonomi karena penyakit jangka panjang. “Kita menjadi masyarakat yang semakin sakit,” kata Starmer.

Baca juga:  Kasus COVID-19 Meningkat, Dua Kawasan di Spanyol Jalani Karantina Wilayah

Sebelumnya pada hari yang sama, Menteri Kesehatan Wes Streeting menguraikan apa yang dia gambarkan sebagai tiga “perubahan besar” yang diperlukan untuk mengatasi krisis NHS: perpindahan dari rumah sakit ke perawatan masyarakat, transisi dari layanan analog ke digital, dan pergeseran dari mengobati penyakit ke mencegah penyakit.

Starmer menggemakan sentimen tersebut, menyerukan fokus yang lebih besar pada intervensi dini melalui perawatan masyarakat (puskesmas), yang dia yakini dapat membantu meringankan tekanan pada rumah sakit. “Kita harus beralih dari rumah sakit ke perawatan masyarakat,” kata Starmer.

Baca juga:  Seorang Polisi Positif COVID-19, Mapolsek Gianyar Lakukan Disinfeksi

Dia berpendapat bahwa dengan menangani masalah kesehatan lebih awal, lebih sedikit orang yang perlu mengambil cuti sakit dari pekerjaan atau memerlukan perawatan di rumah sakit.

Sementara Starmer menekankan kebutuhan mendesak untuk reformasi, dia dengan jelas mengatakan bahwa pendanaan tambahan saja tidak akan menyelesaikan masalah.

Dia mengatakan bahwa setiap investasi keuangan harus disertai dengan perubahan struktural, khususnya dalam cara perawatan yang diberikan dan dalam kemampuan NHS untuk mengadopsi teknologi baru. “NHS berada di persimpangan jalan dan Inggris memiliki pilihan tentang cara memenuhi permintaan tersebut. Reformasi atau mati,” kata Starmer. (Kmb/Balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *