BANDUNG, BALIPOST.com – Sesar aktif yang menyebabkan terjadinya gempa bermagnitudo 5.0 yang mengguncang Kabupaten Bandung, Jawa Barat akan dilakukan penyelidikan.
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan menggandeng Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjajaran (Unpad) melakukan penyelidikan lebih lanjut.
Kepala Pusat Survei Geologi Badan Geologi Kementerian ESDM Edy Slameto mengatakan, penyelidikan ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sesar aktif yang berada di kawasan tersebut, serta dapat memitigasi apabila terjadi potensi gempa pada masa mendatang.
“Semoga hasil penyelidikan Badan Gelogi dan Unpad bisa menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat,” kata Edy di Bandung, dikutip dari kantor berita Antara, Jumat (20/9)
Edy menjelaskan, pihaknya saat ini terus melakukan pemetaan patahan aktif salah satunya sesar yang ada di wilayah Kertasari. Hal ini dilakukan agar pemetaan patahan aktif ini banyak diketahui publik.
“Saat ini kami sedang melakukan pemetaan aktif di level Kabupaten kota, di antaranya Kabupaten Sukabumi, Cianjur, Garut, Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Kabupaten Sleman, Bantul dan Kota Surabaya,” katanya.
Pemetaan ini, kata dia, salah satu upaya pemerintah untuk memitigasi agar dapat mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh gempa di kemudian hari, serta menciptakan kesiapsiagaan yang lebih baik di kalangan masyarakat.
“Kami mengetahui bahwa kondisi geologi Indonesia yang terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik aktif kita rawan terjadi gempa. Oleh karena itu, mitigasi gempa harus dilakukan konsisten dan keberlanjutan,” kata dia.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan gempa bumi dangkal yang mengguncang wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada Rabu (18/9) dipicu oleh sesar aktif yang masih belum terpetakan.
“Hasil diskusi sementara awalnya gempa ini diprediksi terjadi di Sesar Garsela akan tetapi ketika dilakukan pemetaan dan data gempa susulan kemungkinan gempa ini terjadi pada sesar yang belum terpetakan,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari.
Abdul mengatakan, gempa bumi yang terjadi kemarin tidak termasuk diakibatkan pada dua segmen Sesar Garsela. Termasuk bukan diakibatkan oleh Sesar Lembang.
“Ada dua segmen Sesar Garsela, distribusi gempa pertama dan susulan bukan Sesar Garsela juga tidak Sesar Lembang,” katanya. (Kmb/Balipost)