Aktivitas Sesar Garut Selatan (Garsela) menjadi pemicu gempa merusak di Jawa Barat. (BP/Antara)

JAKARTA, BALIPOST.com – Setelah kembali dipelajari, akhirnya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencapai kesimpulan aktivitas sesar mana yang menjadi pemicu gempa merusak di Bandung belum lama ini.

Kepala Pusat Gempa Bumi BMKG, Daryono menyatakan aktivitas Sesar Garut Selatan (Garsela) sebagai pemicu gempa merusak di Jawa Barat itu.

“Gempa Kabupaten Bandung dan Garut 5,0 magnitudo tak terbantahkan lagi dipicu aktivitas Sesar Garsela,” katanya, Sabtu (21/9) dilansir dari Kantor Berita Antara.

Dijabarkan, hal meyakinkan itu diketahui setelah pihaknya kembali melakukan analisis ulang dengan menggunakan data gempa susulan yang lebih banyak, dilakukan relokasi hiposenter dan analisis mekanisme sumber.

Baca juga:  BMKG: Bibit Siklon 98S Terpantau Sebelah Laut Timor

Sesar Garsela merupakan zona deformasi yang terdiri atas banyak sesar, maka sebaran episentrum gempa di zona ini sangat luas, seperti yang telah diekspose pada peta seismik BMKG sebelumnya.

“Mekanisme sumber gempa ini memiliki orientasi sesar yang berarah timur laut – barat daya, sesuai dengan jalur Sesar Garsela,” ujarnya.

BMKG mengklasifikasikan gempa dengan kekuatan 5,0 magnitudo yang mengakibatkan ratusan rumah rusak dan puluhan orang luka-luka, pada Rabu (18/9) itu sebagai gempa terbesar saat ini yang dipicu oleh aktivitas Sesar Garsela.

Baca juga:  Angin dari Australia Picu Gelombang Tinggi di Perairan Bali

Berdasarkan sebaran gempa susulan, gempa ini dikategorikan sebagai gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) dengan mekanisme sumber sesar geser mengiri (sinistral strike-slip).

Sesar Garsela sebelumnya juga memicu gempa bermagnitudo 4,2 pada 6 November 2016, dan gempa bermagnitudo 3,9 pada 18 Juli 2017. Kedua gempa tersebut menyebabkan kerusakan pada sejumlah bangunan di Pangalengan dan Kamojang.

Atau di sisi lain, Daryono menyebutkan, karena saat ini yang terpetakan baru Segmen Rakutai dan Segmen Kencana, bisa jadi gempa 5,0 magnitudo tersebut juga dapat dikenali sebagai segmen baru di zona Sesar Garsela, sehingga sebagian ahli menilai dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut untuk mendapatkan informasi terbaru dalam rangka menguatkan upaya mitigasi dampak yang ditimbulkan oleh gempa di kemudian hari. (kmb/balipost)

Baca juga:  Masa Pandemi Covid -19 di Indonesia Berpotensi Berakhir
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *