Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria (tengah), Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (Apjatel) Jerry Mangasas Swandy (kanan), dan Direktur Utama PT. Pos Indonesia Faizal Rochmad Djoemadi berfoto dalam acara peluncuran prangko NFT dalam upacara peringatan Hari Bhakti Postel, ke-79, di Kantor Pusat PT Pos Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Jumat (27/9/2024). (BP/Ant)

BANDUNG, BALIPOST.com – Bertepatan dengan peringatan Hari Bhakti Postel (pos dan telekomunikasi) ke-79 yang digelar di Kantor Pusat PT Pos Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Jumat (27/9), diluncurkan prangko non-fungible token (NFT) pertama di Indonesia.

Peluncuran tersebut ditandai dengan penandatanganan Sampul Hari Pertama prangko NFT oleh Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria, yang didampingi oleh Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (Apjatel) Jerry Mangasas Swandy dan Direktur Utama PT. Pos Indonesia Faizal Rochmad Djoemadi.

Dalam wawancara cegat usai acara, Nezar mengatakan bahwa peluncuran prangko NFT ini merupakan terobosan baru PT Pos Indonesia dalam memanfaatkan teknologi blockchain, yang mendukung perkembangan ekonomi digital.

Baca juga:  Rendah, Kesadaran Wisdom Berasuransi

“Ini salah satu terobosan PT. Pos Indonesia dengan membuat prangko NFT tadi, ya, dan saya kira menjadi salah satu langkah awal memasuki ekonomi digital,” ujar Nezar, dikutip dari kantor berita Antara, Jumat (27/9).

Dia berharap langkah ini dapat menjadi tonggak awal bagi PT Pos Indonesia untuk terus berinovasi, sejalan dengan pertumbuhan industri yang semakin dipenuhi oleh teknologi digital.

Sementara itu, Direktur Utama PT. Pos Indonesia Faizal Rochmad Djoemadi menjelaskan bahwa perangko NFT yang diluncurkan oleh PT Pos Indonesia tidak hanya berfungsi sebagai alat pembayaran untuk pengiriman barang tetapi juga sebagai barang koleksi.

Fenomena perangko NFT sebagai barang koleksi disebutnya sudah populer di berbagai negara, dan kini Indonesia menjadi negara ketiga di Asia Tenggara setelah Thailand dan Malaysia yang meluncurkan prangko berbasis NFT.

Baca juga:  GMTI 2018, Indonesia Dikalahkan Malaysia

Ia mengatakan salah satu keunggulan prangko NFT ini adalah kemudahan akses bagi kolektor di seluruh dunia. Dengan adanya platform digital berbasis blockchain, prangko dapat dengan mudah diperdagangkan dan ditransfer secara digital, berbeda dengan prangko fisik yang memerlukan proses pengiriman yang lebih kompleks.

“Kalau fisik kan memang sulit ya didapatkan. Harus pesan dulu, kalau prangkonya Indonesia dipesan oleh penduduk Eropa, Amerika, Itu harus ada pesan pengiriman dan sebagainya,” ucap dia.

Baca juga:  Kenaikan COVID-19 di Indonesia Perlu Diwaspadai

Faizal mengatakan perangko NFT ini hadir dalam bentuk “twin,” yang artinya tersedia dalam bentuk fisik maupun digital.

Lebih lanjut Faizal menyampaikan bahwa para filatelis, khususnya kolektor di Indonesia, mulai tertarik terhadap perangko NFT. Saat ini, peminat prangko NFT masih didominasi kolektor lama.

“Yang beli saat ini batch pertama ini kebanyakan masih kolektor lama. Tapi sudah mulai banyak kolektor baru yang mulai tertarik. anak-anak baru itu sudah mulai berpikir apa itu perangko NFT? jadi ingin tahu. Apa sih gunanya punya NFT? apa sih keunikannya? kenapa jadi barang koleksi? kenapa harganya naik? nah itu mulai dicari tahu,” kata Faizal. (Kmb/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *