Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida melakukan pengukuran tinggi tebing dan pemasangan patok sebagai acuan titik GPS untuk penanganan keretakan tebing Pura Batu Bolong di areal DTW Tanah Lot. (BP/Istimewa)

TABANAN, BALIPOST.com – Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida melakukan pengukuran tinggi tebing dan pemasangan patok sebagai acuan titik GPS untuk penanganan keretakan tebing Pura Batu Bolong di areal DTW Tanah Lot.

Manajer Operasional DTW Tanah Lot, I Wayan Sudiana mengatakan penanganan keretakan tebing di Pura Batu Bolong sangat penting untuk menjaga keselamatan para pengunjung serta mempertahankan keutuhan tebing yang menjadi salah satu daya tarik utama Tanah Lot. “Kami berharap, setelah tahap awal ini selesai, proses perbaikan dapat berjalan sesuai rencana, sehingga tebing Pura Batu Bolong tetap aman untuk kegiatan wisata dan keagamaan,” ujarnya.

Baca juga:  Senderan Samblong Kembali Amblas

Asisten Manajer DTW Tanah Lot, I Putu Toni Wirawan, menambahkan pekerjaan pemugaran telah mencapai 50 persen dari total yang direncanakan. “Saat ini pembangunan telah mencapai progres 50 persen dan akan dilanjutkan kembali setelah pelaksanaan Pujawali pada 9 Oktober 2024,” ujarnya.

Terkait kunjungan di kawasan ini, tercatat jumlahnya cukup tinggi selama perayaan Galungan. Sebanyak 32.959 orang mengunjungi destinasi wisata ini dalam kurun waktu tujuh hari.

Baca juga:  Desa Adat Tunjuk Dukung Pelestarian Bahasa Bali

Jumlah pengunjung mencapai puncaknya pada Hari Galungan dengan 5.561 orang dan 4.970 orang pada Manis Galungan.

Di tengah tingginya angka kunjungan, progres pemugaran Pura Tanah Lot juga terus berjalan. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *