Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Budi Sulistyo Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam acara Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama dengan Mitra KKP di Jakarta, Jumat (4/10/2024). (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Beberapa pelaku usaha mulai tertarik membangun pabrik pengolahan bahan baku susu ikan atau hidrolisat protein ikan (HPI).

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Budi Sulistyo mengatakan, banyak pengusaha pengolahan ikan yang bertanya mengenai syarat-syarat untuk membangun pabrik HPI.

“Dari pelaku usaha sudah mulai tertarik, banyak yang datang ke kami untuk membangun itu, syaratnya apa saja, kemudian standarnya seperti apa,” kata Budi di Jakarta, dikutip dari kantor berita Antara, Jumat (4/10).

Budi menyampaikan setidaknya terdapat lima pengusaha dari dalam negeri yang berminat mendirikan pabrik susu ikan. Namun demikian, belum ada tindak lanjut dari ketertarikan tersebut.

Baca juga:  Dana Reklamasi Galian C Senilai Rp 1 Miliar Lebih Jadi Temuan BPK

Lebih lanjut, Budi mengatakan KKP dalam hal ini bertindak sebagai pemberi standar terhadap teknologi dan bahan baku yang diperlukan. “Banyak yang sudah konsultasi ke kami. Semoga dalam waktu dekat ini sudah ada yang menyatakan minatnya untuk lebih serius lagi, terutama di Pantura,” ujar Budi.

Susu ikan merupakan minuman protein salah satu produk turunan dari HPI yang diolah dan disajikan menyerupai susu.

Nama susu ikan adalah branding dari inovasi produk turunan HPI untuk mudah dikenal dan dikonsumsi masyarakat mengenal produk tersebut.

Baca juga:  Mulai 1 April, Kenaikan PPN Diberlakukan

Adapun HPI, adalah ekstrak protein ikan hasil penelitian tim bioteknologi Litbang KKP tahun 2017 dengan memanfaatkan ikan rendah ekonomi seperti petek, selar, tamban, dan belok. Industri ini akan menjadi faktor penting pemicu meningkatkan kesejahteraan nelayan.

HPI menjadi upaya peningkatan asupan protein harian masyarakat yang saat ini baru berada di angka 62,3 gram/kapita/hari masih di bawah rata-rata di negara Asean dan bahkan jauh dibanding negara maju yang lelah melampaui 100 gram/kapita/hari.

HPI yang menjadi bahan baku utama susu ikan, memiliki karakteristik multifungsi dan praktis, sehingga dapat mendorong terciptanya inovasi produk pangan lokal unggulan lainnya melalui fortifikasi bahan makanan dan minuman.

Baca juga:  Komandan Paspampres Jelaskan Kronologi Penangkapan Wanita Bersenpi Coba Terobos Istana

KKP juga beberapa kali memamerkan demo penggunaan HPI pada jajanan seperti cookies, cilok, kue sus, roti gambang dan aneka jenang yang semuanya tinggi protein.

Pabrik HPI sudah ada di Indramayu dengan kapasitas 30 ton/bulan susu ikan. Pabrik tersebut sudah berjalan dari tahun 2021.

Di saat yang sama, KKP akan berkoordinasi erat dengan Bappenas juga mendorong replikasi di berbagai daerah pesisir di Indonesia sebagai program hilirisasi perikanan dan upaya penurunan angka stunting. (Kmb/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *