SOLO, BALIPOST.com – Orientasi Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) harus ke Paralimpiade. Demikian dikatakan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Ario Bimo Nandito Ariotedjo, akrab disapa Dito Ariotedjo.
“PON dan Peparnas itu semangatnya harus sama. PON itu orientasinya Olimpiade, minimal Asian Games, dan Peparnas orientasinya Paralimpiade, minimal Asian Para Games,” ujar Menpora di ruang media Peparnas 2024, Solo, Minggu.
Menurut Dito, atlet-atlet disabilitas tanah air mesti menatap lebih jauh setelah mencatatkan “hattrick” juara ASEAN Para Games yakni pada tahun 2017, 2022 dan 2023.
Oleh karena itu, dia melanjutkan, pemerintah bersama National Paralympic Committee of Indonesia (NPCI) menyelaraskan program agar Peparnas termasuk Peparnas 2024 di Solo sejalan dengan target di Paralimpiade.
“Sehingga Peparnas dapat menjadi wadah untuk mencari atlet-atlet terbaik untuk dibina. Regenerasi pun terjaga,” kata Dito.
Dia melanjutkan, salah satu bentuk keseriusan pemerintah dalam mengembangkan performa atlet-atlet disabilitas adalah dengan membuat pusat pelatihan bagi atlet Paralimpiade di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Peletakan batu pertama fasilitas tersebut dilakukan Presiden Joko Widodo pada 8 Maret 2024. Beranggaran sekitar Rp409 miliar, pusat pelatihan Paralimpiade tersebut terdiri dari gedung olahraga, asrama berkapasitas 188 kamar, lapangan, lintasan dan arena atletik, kolam renang, kolam pemulihan, arena boccia, menembak, tenis meja, badminton serta ruang multifungsi.
Pada Agustus 2024, progres pembangunan pusat pelatihan itu mencapai 40 persen dan tahap pertamanya ditargetkan selesai pada Desember 2024.
Kemudian, pemerintah pun memasukkan Paralimpiade dalam Desain Besar Olahraga Nasional (DBON). Ada lima cabang olahraga Paralimpiade yang masuk dalam DBON tersebut yakni para-atletik, para-renang, para-bulu tangkis, para-tenis meja dan para-angkat berat.
Untuk itu, Menpora pun meminta dukungan dari seluruh masyarakat agar Indonesia dapat terus mengukir prestasi di Paralimpiade.
Apalagi, di Paralimpiade 2024, Indonesia mengukir prestasi yang sangat baik dengan merebut total 14 medali, di mana satu di antaranya emas, delapan perak dan lima perunggu.
Jumlah medali itu terbanyak yang bisa diraih Indonesia di Paralimpiade sejak pertama kali tampil di sana tahun 1976. “Alhamdulillah kita mencetak rekor di Paralimpiade lalu. Jadi mohon dukungannya selalu untuk atlet-atlet kita,” tutur Menpora.
Selama berpartisipasi di Paralimpiade mulai tahun 1976, Indonesia total mendapatkan 41 medali yaitu tujuh medali emas, 15 medali perak dan 19 medali perunggu.
Cabang olahraga para-bulu tangkis menjadi yang terbanyak menyumbangkan medali yakni 14 keping (termasuk tiga emas), disusul atletik 10 keping (satu emas). (Kmb/Balipost)