MANGUPURA, BALIPOST.com – Menjaga keberlanjutan Bali yang autentik memerlukan kolaborasi para pecinta seni dan budaya. Kolaborasi dengan menghadirkan festival seni dan budaya di Bali merupakan salah satu caranya. Demikian disampaikan penikmat seni budaya, Putu Agung Prianta, Senin (7/10).
Prianta yang merupakan CEO Jimbaran Hijau mengatakan pihaknya berupaya mewadahi para pelaku seni budaya dengan menyediakan tempat berkumpul di Jimbaran Hub. Ia mengaku ingin mengambil berperan dalam mempertahankan budaya asli Bali dan Indonesia.
“Kami ingin menciptakan tempat di mana seni, budaya, dan kreativitas dapat berkembang secara harmonis,” jelas Agung.
Kolaborasi lintas bidang, lanjutnya, bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat Bali dalam mendukung pelestarian nilai-nilai budaya. “Kami meyakini bahwa kolaborasi adalah kunci untuk menciptakan inovasi dan karya yang bernilai tinggi, sekaligus memperkuat hubungan antarkomunitas,” ujarnya.
Bahkan, pihaknya berupaya menyelenggarakan festival seni, musik dan budaya yang bertajuk JimbaFest. Memasuki gelaran yang ke-11, JimbaFest yang memadukan acara musik, seni dan keunikan Bali akan dilakukan selama 2 hari, 26 dan 27 Oktober.
“Konsistensi penyelenggaraan JimbaFest merupakan upaya untuk mendorong kolaborasi dari para pecinta seni dan budaya Bali yang ingin terus mempertahankan keunikan Bali yang autentik,” imbuhnya.
Ditambahan Co-founder of AXEAN Festival David Siow ruang kreatif sangat diperlukan untuk menyatukan keberagaman. Ia pun mengapresiasi keberadaan tempat yang memungkinkan individu, keluarga, maupun komunitas untuk terhubung, belajar, dan berkembang bersama melalui berbagai aktivitas yang ditawarkan.
“Festiva AXEAN telah sukses digelar akhir September lalu. Ini menjadi bukti bahwa Jimbaran Hub mampu menjadi wadah kolaborasi internasional, di mana musisi dari berbagai latar belakang budaya dapat berinteraksi dan berkreativitas bersama,” ujarnya. (Citta Maya/balipost)