JAKARTA, BALIPOST.com – Jumlah investor pasar modal Indonesia telah mencapai 14 juta Single Investor Identification (SID), tepatnya sejumlah 14.001.651 SID.
Adapun, jumlah ini bertambah sebanyak 1.833.590 SID baru dibandingkan posisi akhir tahun 2023 yang sebanyak 12.168.061 SID.
Direktur Utama BEI Iman Rachman di Jakarta, mengatakan, capaian ini diraih berkat sinergi erat antara BEI dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Self-Regulatory Organizations (SRO), serta para pemangku kepentingan lainnya.
“Dan didukung oleh strategi inovasi digitalisasi edukasi yang efektif untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat yang senantiasa dilakukan oleh BEI,” ujar Iman, dikutip dari kantor berita Antara, Jumat (11/10).
Ia mengatakan bahwa industri pasar modal memiliki peran sangat penting untuk mendorong pertumbuhan perekonomian negara. “Pasar modal Indonesia yang maju dan stabil akan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Walau demikian, hal tersebut tetap harus disertai dengan kolaborasi yang baik antara pemerintah, sektor bisnis, dan masyarakat,” ujar Iman.
Ia berharap pertumbuhan investor yang disertai dengan peningkatan literasi keuangan masyarakat dapat memperkuat daya tahan pasar modal Indonesia dalam menghadapi dinamika global, termasuk aliran dana investor asing.
Sejak awal tahun hingga akhir September 2024, Iman menjelaskan BEI telah mengadakan 19.779 kegiatan edukasi yang menjangkau lebih dari 24 juta peserta.
Adapun, kegiatan tersebut diantaranya Sekolah Pasar Modal (SPM), program Duta Pasar Modal (DPM), dan berbagai webinar yang dirancang untuk meningkatkan pemahaman masyarakat di seluruh Indonesia tentang investasi.
Selain itu, lanjutnya, BEI juga aktif mengkampanyekan gerakan #AkuInvestorSaham, yang sukses menarik perhatian generasi muda.
“Saat ini, sekitar 79 persen dari total investor baru berusia di bawah 40 tahun yang menunjukkan tingginya partisipasi dan ketertarikan generasi muda dalam berinvestasi di pasar modal,” ujar Iman.
Sebagai upaya meningkatkan literasi keuangan, Ia menjelaskan BEI terus mengembangkan infrastruktur digital, diantaranya Platform IDX Mobile yang saat ini sudah memiliki 193.968 pengguna, yang kini menjadi salah satu pilar edukasi digital yang memungkinkan masyarakat untuk mendapatkan informasi pasar modal yang mudah diakses dan akurat.
“Pengembangan digital ini adalah bagian dari strategi BEI dalam mengatasi tantangan akses literasi pasar modal di Indonesia,” ujar Iman.
Dalam kesempatan sama, Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menyebut jumlah investor pasar modal saat ini sebenarnya masih sedikit, khususnya dibandingkan dengan jumlah penduduk di Indonesia.
Namun demikian, Ia menyebut seiring semakin berkembangnya digitalisasi teknologi saat ini maka semakin banyak pula perusahaan sekuritas yang menyediakan wadah bagi investor untuk bertransaksi saham. “Hal tersebut dapat semakin memudahkan masyarakat Indonesia untuk menjadi investor di pasar modal Indonesia,” ujar Jeffrey.
Lebih lanjut, sinergi antara BEI dan berbagai pemangku kepentingan juga berperan penting dalam strategi pengembangan pasar modal Indonesia.
Dalam hal ini, Galeri Investasi (GI) BEI menjadi salah satu pilar utama dalam mendukung literasi keuangan dan pasar modal di seluruh Indonesia, yang mana saat ini BEI telah memiliki 927 GI BEI yang tersebar di berbagai daerah.
“Galeri Investasi BEI tidak hanya menjadi jembatan antara dunia akademis dan pasar modal, tetapi juga memainkan peran penting dalam mendekatkan masyarakat umum dengan edukasi pasar modal,” ujar Jeffrey.
Dengan berbagai program edukasi seperti SPM yang diadakan di seluruh Kantor Perwakilan BEI, pihaknya berharap akan semakin meningkatkan inklusifitas pasar modal Indonesia dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat yang ada.
“Melalui berbagai inisiatif dan inovasi yang terus dilakukan, BEI optimistis jumlah investor saham di Indonesia akan semakin bertumbuh, seiring dengan peningkatan literasi keuangan dan pasar modal di kalangan masyarakat,” ujar Jeffrey. (Kmb/Balipost)