Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Gusti Ayu Bintang Darmawati bersama President Director & CEO PT. XL Axiata, Dian Siswarini meninjau kreativitas Warga Binaan Perempuan (WBP) Kelas IIA Lapas Kerobokan, Senin (14/10). (BP/eka)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Menteri PPPA, Bintang Puspayoga mengungkapkan perempuan harus berdaya secara ekonomi. Pihaknya menyadari ketika perempuan berdaya secara ekonomi, persoalan-persoalan hulu, seperti pengasuhan, pekerja anak, dan lainnya, bisa diselesaikan.

Untuk itu lah, ia mengaku memberikan perhatian khusus pada warga binaan pemasyarakatan (WBP) perempuan. “Ini merupakan komitmen untuk pemberdayaan perempuan di lembaga pemasyarakatan,” ujarnya saat Penandatanganan Nota Kesepahaman dan Kick Off Program SheInspire antara Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) dan XL Axiata, Senin (14/10) di Lapas Perempuan Kerobokan, Badung.

Ia menekankan pendampingan warga binaan menjadi sangat penting untuk mencegah mereka kembali ke Lapas. Pihaknya sudah melakukan pendampingan ke WBP, bahkan lebih massif sejak 2023. “Pendampingan berdasarkan assesment apa yang dibutuhkan oleh warga binaan perempuan,” sebutnya didampingi Asisten Deputi Pengarusutamaan Gender Bidang Ekonomi Kemen PPPA, Dewa Ayu Laksmiadi Janapriati.

Baca juga:  Mayat Perempuan Ditemukan Mengambang di Perairan Nusa Penida

Khusus di 2023, lanjut Bintang, pihaknya memberikan pendampingan keterampilan tata rias kecantikan. Harapannya agar saat bebas, WBP bisa memiliki kemampuan untuk mandiri secara ekonomi.

“Stigma masih dirasakan oleh WBP sehingga jika sudah punya kemampuan dan keahlian, mereka akan bisa diterima masyarakat,” sebut Bintang.

Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Bali, Pramella Y. Pasaribu mengatakan beragam pelatihan akan memberikan pemberdayaan bagi WBP. Ia mengutarakan sejak konsep kemasyarakatan diperkenalkan 1964, penjara selalu identik dengan laki-laki.

Baca juga:  "Triple Roles" Perempuan Bali pada Era Modernisasi

Hal ini berdampak pada pembinaan ke WBP perempuan yang cenderung domestik. Namun, seiring kemajuan zaman, pelatihan yang diberikan berupa pemberdayaan ekonomi. “Kami sangat membutuhkan dukungan berbagai pihak,” ujarnya.

Kegiatan ini, kata Pramella, akan menjadi pilot project bagi lapas perempuan lainnya. Untuk tahap pertama ini, SheInspire digelar di Lapas Perempuan Kerobokan, Bali dan Lapas Perempuan Gunung Kidul, DIY.

President Director & CEO PT. XL Axiata, Dian Siswarini mengatakan kegiatan ini merupakan upaya membantu pemberdayaan perempuan. “Kami percaya kalau kita memberdayakan perempuan, dampak ekonominya dashyat sekali. Kami meluncurkan program Sisternet sejak 2015 untuk mengededukasi perempuan Indonesia terkait penggunaan internet agar perempuan bisa berdaya guna dan mandiri secara finansial,” paparnya.

Baca juga:  Bali Blues Festival 2017 Getarkan Pulau Peninsula Nusa Dua Bali

Program She Inspire ini merupakan bagian dari platform Sisternet, salah satu program CSR XL Axiata yang fokus pada pemberdayaan perempuan. Edukasi WBP Perempuan ini melibatkan tenaga ahli dari berbagai bidang. Sebab, tak hanya mengenai internet, edukasi bisa diberikan dalam berbagai bidang, seperti marketing, distribusi, produksi, dan lainnya. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *