Kondisi lapangan futsal milik Pemkab Klungkung di Desa Lembongan Nusa Penida. (BP/Gik)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Lapangan Futsal bertaraf internasional yang dibangun Pemkab Klungkung di areal Destinasi Devil Tears Desa Lembongan, Nusa Penida, kian keropos. Dibangun di tepi tebing, pengaruh air laut membuat atap lapangan mudah mengalami korosi. Lapangan senilai Rp 2,3 Miliar itu pun kini terbengkalai, tak terurus.

Kondisi lapangan di lokasi itu amat memprihatinkan. Bagian atap bergatuhan. Angin kencang di tempat tersebut juga turut mempercepat kerusakan bagian atap lapangan itu. Padahal, usianya baru lima tahun, setelah dibangun tahun 2019 dengan anggaran senilai Rp 2.368.490.071 dan digunakan tahun 2020. Lapangan yang digagas untuk sarana olahraga generasi muda itu, kini malah hancur lebur.

Baca juga:  Pembuat Miras Tanpa Cukai dan Mengandung MMEA Masuk Pengadilan

Bagian jaring pembatasan lapangan nampak robek. Sudah lama lapangan ini tak ada yang berani menggunakan, karena membahayakan. Padahal, lapangan futsal ini digagas dengan tujuan agar ada banyak event olahraga di desa itu. Bahkan, bisa mendatangkan banyak wisatawan mancanegara. KONI dan Disdikpora Klungkung juga berencana menerapkan KKO (Kelas Khusus Olahraga) pada siswa jenjang SMP, setelah terbangunnya lapangan futsal ini.

Setelah ditelusuri, lapangan tersebut rupanya dikelola oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Klungkung. Kepala Disdikpora Klungkung, Ketut Sujana kepada wartawan, Selasa (15/10) membenarkan lapangan futsal tersebut memang menjadi tanggung jawab Disdikpora Klungkung. Namun, setelah disinggung kondisinya kini hancur, dia beralasan bahwa lapangan itu sebelumnya dikelola dan dipelihara oleh KONI Klungkung.

Baca juga:  Tidak Bisa Bercocok Tanam

Dia mengakui kondisinya memang seperti itu. Karena saat pembukaan Festival Nusa Penida di dekat Lapangan Futsal ini, 10 Oktober 2024 lalu, dia sempat melihat sendiri. Sama dengannya, setiap orang yang datang saat festival juga pasti melihat kondisi lapangan ini, karena lokasinya persis di depan pintu masuk menuju areal festival. “Kami akan berkoordinasi dengan KONI. Kalau KONI menyerahkan sepenuhnya proses perbaikan itu, akan kami akan mengupayakannya pada 2025,” terang Sujana. (Bagiarta/Balipost)

Baca juga:  Bakar Sampah, Lima ''Palinggih'' di Pura Puseh Banyubiru Terbakar
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *