JAKARTA, BALIPOST.com – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menegaskan arah politik luar negeri Indonesia selama 5 tahun ke depan.
Dalam pidato pelantikannya sebagai Presiden Terpilih Indonesia di Gedung Nusantara, Kompleks MPR/DPR RI di Senayan, Jakarta, Minggu (20/10), ia menegaskan Indonesia ingin menjadi sahabat bagi semua negara di seluruh dunia sekaligus menjadi negara tetangga yang baik dengan memegang prinsip anti-penjajahan.
“Kami ingin menjadi sahabat semua negara dengan tetap memegang prinsip anti-penjajahan, karena kami pernah mengalami penjajahan, anti penindasan karena kami pernah ditindas,” kata Prabowo dilansir dari Kantor Berita Antara.
Prabowo juga kembali menegaskan sikap dan kebijakan politik luar negeri yang dianut Indonesia, yakni politik luar negeri yang bebas dan aktif.
Dalam menghadapi tantangan dunia internasional, kata dia, pemerintah Indonesia memilih jalan bebas aktif, non-blok dan tidak terlibat dalam fakta militer apapun. “Kami tidak ikut fakta militer manapun” katanya.
Prabowo mengaku kerap menekankan bahwa Indonesia akan menjalankan kebijakan politik luar negeri sebagai negara yang ingin menjadi tetangga yang baik. “We want to be a good neighbour (Kami ingin menjadi negara tetangga yang baik),” ujarnya.
Dia pun mengatakan bahwa Indonesia ingin menganut filosofi kuno ‘seribu kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak’.
Dalam pidato kenegaraannya, Prabowo menegaskan bahwa dirinya bersumpah di hadapan Tuhan Yang Maha Esa dan seluruh rakyat Indonesia untuk menjalankan pemerintahan sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 untuk berbakti kepada bangsa dan negara.
Ia juga menyampaikan janjinya kepada masyarakat, di antaranya untuk mencapai swasembada pangan, energi, memastikan subsidi sampai tepat sasaran, serta melindungi masyarakat Indonesia yang lemah.
Presiden RI Prabowo Subianto menutup pidato kenegaraan pada pelantikannya dengan mengucapkan kata “merdeka!” sebanyak tiga kali dengan lantang.
“Merdeka!, merdeka!, merdeka!” kata Prabowo pada Sidang Paripurna MPR RI di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Minggu.
Usai menutup pidatonya, Prabowo terlihat memeluk Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka dan kemudian menghampiri Wakil Presiden Ke-13 RI Ma’ruf Amin untuk mencium tangannya, kemudian memeluknya.
Usai memeluk Kiai Ma’ruf, Prabowo berjalan menghampiri sejumlah perwakilan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang duduk di depan sembari menyalaminya satu per satu.
Selanjutnya, Prabowo membungkuk kepada seluruh hadirin dan menghampiri Presiden Ke-7 RI Joko Widodo dan melakukan gerakan hormat, sebelum memeluknya. (kmb/balipost)