Grafis ucapan duka cita atas dua personel Kantor SAR Medan yang gugur saat melaksanakan tugas operasi pencarian dan pertolongan (SAR) terhadap warga Desa Limang, Kecamatan Tiga Binanga, Kabupaten Karo, Sumatera Utara yang dilaporkan hanyut saat memancing, Rabu (23/10/2024) (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Jajaran Basarnas agar mengevaluasi kegiatan operasi SAR secara menyeluruh buntut dari meninggalnya dua personel saat melaksanakan tugas di Karo, Sumatera Utara.

“Saya minta pegawai Basarnas baik di pusat maupun Kepala Kantor SAR di daerah untuk melaksanakan evaluasi menyeluruh terkait musibah ini,” ujar Kepala Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) Marsedya TNI Kusworo di Jakarta, dikutip dari kantor berita Antara, Jumat (25/10).

Jenderal bintang tiga TNI Angkatan Udara ini menegaskan bila perlu membentuk tim investigasi untuk menganalisa secara rinci kronologis meninggalnya personel Basarnas Tengku Rahmatsyah Putra (36) dan Dodi Prananta (38).

Baca juga:  Kasus DID 2018, KPK Periksa 4 Saksi di Polres Tabanan

Keduanya meninggal saat melaksanakan tugas Operasi Pencarian dan Pertolongan (SAR) terhadap Jeplenta Sebayang (36) warga Desa Limang, Kecamatan Tiga Binanga, Kabupaten Karo, yang dilaporkan hanyut saat memancing. Perahu karet yang mereka gunakan untuk mencari korban terbalik dihempas jeram sungai.

Jasad dua personel Kantor SAR Medan tersebut ditemukan mengambang di area bendungan PT Wampu Electric Power (WEP), Desa Rih Tengah, Kutabuluh, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Rabu (23/10) petang, atau hari ke delapan keduanya dinyatakan hilang dalam pencarian.

Baca juga:  Festival Vokasi Satu Hati Meriahkan Dunia Pendidikan Indonesia

Kusworo meminta semua aspek teknis yang menyebabkan musibah itu terjadi harus dijabarkan secara terperinci, mulai dari petunjuk pedoman penyelenggaraan SAR, Standar Operasional Prosedur (SOP), kapabilitas personel sebagai rescuer, sarana prasarana dan peralatan, hingga pelibatan potensi SAR seperti TNI, Polri, Tagana, hingga relawan.

Selain itu juga membuat analisa berdasarkan peta wilayahnya sehingga diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi yang konstruktif dalam penyelenggaraan operasi SAR ke depan.

Baca juga:  Evaluasi Kinerja KPU

Hal ini, menurut dia, berlaku untuk Kepala Kantor SAR Medan dan juga 21 Kantor SAR lain dari Aceh – Timika Papua yang berpotensi menghadapi kasus serupa.

“Saya instruksikan kepada para Kepala Kantor SAR membuat analisa yang berdasarkan peta wilayah. Peristiwa ini adalah kehilangan besar bagi Basarnas. Satu nyawa saja, tidak ternilai harganya. Sedih sekali rasanya harus kehilangan dua rescuer sekaligus,” ujarnya. (Kmb/Balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *