BANGLI, BALIPOST.com – Petani di Subak Pecala dan sekitarnya terancam gagal panen akibat lahan sawah yang saat ini ditanami padi mengalami kekeringan. Kekeringan disebabkan akibat pasokan air tidak mencukupi, diperparah dengan kemarau panjang.
Seperti yang dihadapi salah seorang petani di Subak Pecala, I Gusti Sutiawan. Dia mengatakan pasokan air yang mengalir ke sawah garapannya sangat kecil. Tidak mencukupi untuk mengairi lahan sawahnya. Kecilnya pasokan air disebabkan karena beberapa saluran irigasi kondisinya kurang baik, mengalami kebocoran.
Kondisi itu diperparah dengan cuaca kemarau saat ini yang membuat sawahnya mengering dan tanaman padinya baru berumur sekitar sebulan terancam tidak bisa tumbuh. “Yang namanya padi memang 70 persen lebih membutuhkan air. Kalau kondisi ini berkelanjutan, kira-kira lagi sebulan masih seperti ini, mungkin tidak ada kesempatan untuk panen. Bisa dikatakan rugi total,” ungkapnya, Senin (28/10).
Dengan kondisi saat ini, Sutiawan sangat berharap hujan segera turun. Disisi lain ia juga tetap berharap pemerintah bisa mencarikan solusi untuk menanggulangi kecilnya pasokan air ke Subak Pecala. Dikatakan Sutiawan bahwa sepengetahuannya, selain subak pecala, kondisi yang sama juga dialami beberapa subak lainnya di sekitarnya seperti subak Uma Tai dan subak Uma Anyar. “Karena debit air yang sangat menurun, mungkin pemerintah bisa carikan solusi. Apapun itu pemerintah pasti punya cara lebih baik, punya solusi untuk menanggulangi keluhan petani, agar bisa meringankan beban petani,” terangnya.
Ia menyadari pemerintah tidak mungkin bisa instan dalam menanggulangi persoalan debit air irigasi. Karena itu untuk menyelamatkan tanaman padinya dari kekeringan saat ini ia hanya bisa berharap hujan bisa segera turun. (Dayu Swasrina/Balipost)